PANGERAN TIDUR
- Home
- Cerita Sex Gay
- PANGERAN TIDUR
PANGERAN TIDUR
CERITA SEX GAY,,,,,,
Pada zaman dahulu kala tersebutlah sebuah negeri bernama Antah Berada Dimana. Negeri yang makmur dan damai, diperintah oleh seorang raja muda gagah perkasa didampingi oleh permaisurinya yang cantik jelita. Sang raja memerintah dengan penuh keadilan dan bijaksana. Sedemikian makmur dan damainya negeri itu, hingga batangan emas yang tergeletak di tepi jalan pun tak ada yang mengambilnya.
Penduduk negeri sangat mencintai raja dan permaisuri. Sebaliknya raja dan permaisuri sangat memperhatikan rakyatnya. Setiap pekan, raja dan permaisuri akan berkeliling kerajaan untuk melihat-lihat secara langsung keadaan masyarakatnya. Saat berkeliling, raja dan permaisuri akan memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang belum terpenuhi dengan baik.
Namun masih ada yang kurang di kerajaan itu. Lewat lima tahun setelah sang raja dan permaisuri menikah, keduanya belum juga dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa seorang putra mahkota yang akan melanjutkan tampuk pemerintahan. Sang raja memang sudah memperoleh dua orang anak dari permaisuri. Namun keduanya perempuan. Tabib-tabib kerajaan sudah berupaya sekuat tenaga membuat segala macam ramuan agar sang permaisuri dapat segera dikaruniai seorang putra. Meski demikian sampai saat ini belum juga membuahkan hasil.
Suatu kali kerajaan tersebut dihebohkan oleh kedatangan seorang laki-laki tua yang aneh. Penampilannya kumuh dan menjijikkan. Dengan keledai tunggangannya laki-laki tua itu berkeliling kerajaan sambil berteriak-teriak. Ia menyerukan bahwa dirinya sanggup mengusahakan kelahiran seorang putra bagi raja dan permaisuri.
Penduduk kerajaan tak ada yang mempercayai. Mereka mengganggap laki-laki tua itu adalah orang gila yang kesasar tiba di kerajaan mereka. Para penduduk memperkirakan bahwa laki-laki tua itu akan segera pergi meninggalkan kerajaan meraka. Namun perkiraan mereka meleset. Sudah hampir dua minggu laki-laki itu terus berteriak-teriak mengelilingi kerajaan.
Penduduk mulai terganggu dengan kehadirannya. Apalagi laki-laki tua itu dengan seenaknya tidur di emper rumah penduduk apabila malam tiba. Akhirnya pada suatu hari ramai-ramai penduduk menggelandang laki-laki tua itu menuju istana.
“Mau apa kalian beramai-ramai ke istana?” tanya pengawal penjaga pintu gerbang istana pada kerumunan penduduk. “Kami membawa orang gila ini penjaga. Ia berteriak-teriak keliling kerajaan menyerukan bahwa dirinya dapat membuat permaisuri melahirkan anak laki-laki,” kata seorang penduduk. “Kalian sendiri mengatakan ia orang gila, lalu kenapa kalian bawa juga ia kesini. Mengapa kalian tidak mengusirnya saja,” kata penjaga lagi. “Kami sudah berusaha mengusirnya penjaga, tapi ia tak jua kunjung pergi. Oleh sebab itu kami membawanya kemari agar raja dan permaisuri dapat menitahkannya meninggalkan negeri kita,” “Baiklah kalau begitu, akau akan melaporkan hal ini pada raja Kalian tunggulah disini,” sahut sang penjaga. Tergopoh-gopoh penjaga itu memasuki istana. Tak lama kemudian ia kembali. “Raja menitahkan padaku untuk membawanya ke hadapan raja,” kata sang penjaga, kemudian ia membawa laki-laki tua itu memasuki istana. Masyarakat tetap berkerumun di halaman depan istana, menunggu apa yang akan terjadi dengan laki-laki tua itu. Didalam istana sudah menanti sang raja dan permaisuri yang duduk di singgasana mereka. Para menteri juga sudah berkumpul mendampingi sang raja. “Siapa kamu?” tanya sang raja pada laki-laki tua itu. “Hamba hanya orang biasa tuanku. Kabar sedih tentang sang permaisuri yang belum juga melahirkan putra membawa hamba kemari,” “Dari mana kamu mendapatkan kabar itu wahai laki-laki tua?” tanya sang raja lagi. “Hamba mendapatkan kabar itu melalui mimpi hamba tuanku,” “Mimpi? Hmmm. Aneh. Lalu apa yang bisa kamu lakukan,” “Hamba membuat sang permaisuri melahirkan seorang putra mahkota untuk tuanku,” “Bagaimana mungkin kamu bisa melakukannya. Para tabib kerajaanku yang handal sudah berusaha semampu mereka. Namun tidak juga berhasil,” “Hamba berjanji dapat melakukannya tuanku. Apabila kata-kata hamba tidak terbukti, hamba siap untuk menerima hukuman dari tuanku,” kata laki-laki tua itu memberi garansi pada sang raja.
Sang raja mengangguk-angguk. Ia memandangi sang permaisuri istrinya meminta pertimbangan. Sang permaisuri yang sangat ingin memperoleh putra meminta sang raja untuk membiarkan laki-laki tua itu membuktikan kata-katanya. Sang permaisuri memang merasa sangat berkepentingan untuk melahirkan putra mahkota. Ia kuatir apabila ia tak bisa memberikan putra maka sang raja akan mencari permaisuri yang lain menggantikannya.
Sang raja lalu memberikan ijin pada laki-laki tua itu untuk membuktikan kata-katanya. “Baiklah, buktikanlah kata-katamu itu wahai laki-laki tua. Bagaimana kamu melakukannya?” “Berikan hamba waktu untuk membuat ramuan yang akan tuanku raja dan tuanku permaisuri minum,” “Berapa lama kamu akan membuatnya,” “Tiga hari tuanku,” “Baiklah. Aku menunggu hasil pekerjaanmu,” Begitulah. Dalam tiga hari laki-laki tua itu tinggal di istana. Pada hari pertama ia sibuk mengumpulkan berbagai macam dedaunan dan buah-buahan di sekitar kerajaan. Selain buah-buahan ia juga mengumpulkan berbagai macam binatang melata seperti ular, kadal, dan lain sebagainya. Pada hari kedua bahan-bahan yang dikumpulkannya itu direbusnya dalam sebuah tempayan besar. Laki-laki tua itu merebus ramuannya sangat lama hingga hari ketiga. Pada hari ketiga selesailah ia merebus. Hasil rebusannya di tempayan besar itu berupa dua gelas cairan kental berwarna hijau tua.
Laki-laki tua itu menyerahkan dua gelas ramuan itu pada raja dan permaisuri. “Tuanku berdua hamba persilakan meminum ramuan ini nanti malam pada saat purnama berbentuk bulat penuh. Tuanku berdua harus meminum ramuan ini di halaman terbuka sambil memandang purnama itu,” petunjuk sang laki-laki tua.
Malamnya raja dan permaisuri mengikuti petunjuk laki-laki tua tersebut. Di halaman belakang istana dibawah sinar rembulan yang bersinar terang keduanya meminum ramuan tersebut. Para tabib, menteri, dan pengawal berjaga-jaga di sekitar mereka. Sang laki-laki tua ikut hadir menyaksikan. Para penjaga sudah bersiap-siap apabila setelah meminum ramuan itu terjadi hal-hal yang buruk pada sang raja atau sang permaisuri maka laki-laki tua itu akan segera dibunuh.
Usai meminum ramuan itu, raja dan permaisuri terlihat tetap segar seperti biasa. Seluruh yang menyaksikan menanti-nanti apa yang akan terjadi kemudian. Lima menit kemudian belum juga ada keganjilan. Seluruh yang hadir terus menanti. Pada saat lima belas menit kemudian, mulailah terjadi keanehan. Tubuh raja dan permaisuri mulai berkeringat. Butiran-butiran keringat sebesar jangung mulai muncul di dahi keduanya.
“Suamiku, ohh… tubuhku rasanya bergetar,” kata sang permaisuri. “Aku juga istriku,” sahut sang raja. “Aku merasa sangat bergairah suamiku,” kata sang permaisuri pelan. Wajahnya bersemu merah. “Ya.. aku juga sayang. Kontolku rasanya mulai mengeras seperti batu istriku,” sahut sang raja. Matanya memandang penuh nafsu pada istri tercintanya itu. “Suamiku ohh.. suamiku. Rasakanlah…. buah dadaku juga mengeras suamiku. Ohhh.. suamiku aku sangat bergairah sayang, puaskan aku sayang. Puaskan diriku sekarang sayang,” kata sang permaisuri. Tangannya menarik jemari sang raja untuk menyentuh buah dadanya yang kencang dan montok. Ia tak mengindahkan orang banya yang menyaksikan mereka.
“Iya sayang.. ohhh… buah dadamu sungguh menggairahkan diriku. Sayang rasakanlah kontolku sayang… sangat keras sayang… rasakanlah ini……… ohhh…,” sang raja langsung meremas buah dada sang permaisuri. Ia juga menarik jemari istrinya untuk merogoh selangkangannya. Bibirnya dengan buas melumat bibir sang permaisuri. Semua yang menyaksikan segera membuang muka. Malu, tak menyangka akan menyaksikan raja dan permaisuri mereka akan melakukan hal itu di hadapan mereka. “Ohhh… sayang. Kerasshhh sekali sayang.. ohhh…. Rasanya ukurannya juga semakin besar sayang… lebih besar dan keras dari biasanya… mmhhmmmmm…,” sang ratu sibuk meremas-remas kontol sang raja. Sementara bibirnya terus sibuk membalas lumatan buas suaminya.
Keduanya benar-benar sudah terbuai birahi. Tak peduli dengan lingkungan sekitar keduanya asik saling meremas dan berlumatan bibir. Sang raja mulai mencabik-cabik pakaian permaisuri. Tubuh putih mulus indah milik sang permaisuri terpampang jelas. Sang permaisuri juga tak mau kalah. Sekuat tenaga di koyaknya celana sang raja. Di depan mata sang permaisuri terpampang kontol sang raja. Besar panjang dan tegak. Bulu-bulu jembut yang lebat memenuhi pangkal kontol kehitaman itu. “Ohhhh… besar sekali sayanggg… ohhhhh…. Aku ingin melumatnya sayang… ohhhhh…,” sang permaisuri langsung menerkam kontol besar itu. Mulutnya yang mungil kerepotan juga memasukkan kontol besar segede timun itu. Namun ia terus memaksakannya. Birahinya begitu menggelora.
“Mari kita tinggalkan mereka,” kata laki-laki tua itu kemudian. Mendengar ajakan laki-laki tua itu semua yang hadir terhenyak. Saat itu semuanya sedang melotot menyaksikan tontonan mesum itu. Setelah tersadar segera mereka meninggalkan halaman belakang istana. Tentu saja masih ada saja yang mencuri-curi pandang melihat kelakuan sang raja dan permaisuri di tengah-tengah halaman istana itu. Hanya penjaga saja yang tetap tinggal. Dengan membalikkan tubuh menghadap ke arah lain, mereka berdiri tegak menjaga sang raja dan permaisuri yang semakin menggila.
Keduanya semakin asik. Mulut sang permaisuri sibuk mengulumi kontol sang raja yang berurat itu. Lidahnya menyapu batang besar milik suaminya itu. Sementara sang raja yang keenakan asik mengerang-erang dan mendesis-desis seperti orang kepedasan. Keduanya sudah telanjang bulat. Jemari sang raja membelai-belai rambut hitam panjang istrinya.
Permainan cinta sang raja dan permaisurinya semakin hebat. Para penjaga hanya bisa diam dengan kontol yang membesar di selangkangan mereka. Erangan dan desahan keduanya memang sangat membangkitkan birahi yang mendengar. Sang raja kini asik menunggangi sang permaisuri. Tubuh sintal sang permaisuri yang menungging disenggamai oleh sang raja dari belakang. Kontol besar milik sang raja keluar masuk memek sang permisuri dengan cepat dan keras. Suara tepukan daging buah pantat sang permaisuri dengan selangkangan dan paha sang raja terdengar keras
“Ahhhh… ahh…. Enak sekali sayangg… ahhhh… yahh.. lebih kerasshhh… lebih kerasshhh… yahhh ahhhh… ahhhh…,” racau sang permaisuri. Tubuhnya bergoncang-goncang oleh entotan sang raja. Sembari mengentot mulut sang raja sibuk melumat punggung istrinya yang putih mulus itu. Tangannya mencengkeram kuat di pinggang dan buah pantat sang permaisuri. Keduanya terus bergerak dengan cepat dan keras. Memuaskan birahi mereka yang menggelora.
Sepanjang malam hingga pagi sang raja dan sang permaisuri terus mengentot di halaman belakang istana. Keduanya tak kenal lelah. Berkali-kali sang raja menggenjot memek istrinya dengan penuh nafsu. Beruang-ulang cairan spermanya yang banyak dan sangat kental menyembur deras membasahi rahim sang permaisuri.
Ramuan buatan laki-laki tua itu benar-benar dahsyat. Tiga hari berturut-turut sang raja dan permaisuri terus memacu birahi di mana saja tempat yang mereka sukai. Singgasana kerajaan pun tak luput mereka gunakan sebagai tempat mengentot. Dayang-dayang istana yang terdiri dari gadis-gadis belia yang cantik hanya bisa menunduk malu-malu melihat keasikan sang raja dan permaisurinya mengentot di atas singgasana. Mereka tak diperkenankan meninggalkan posisi mereka di sekitar singgasana. Dengan muka merah karena malu dan menahan birahi akibat melihat tontonan sex gratis itu mereka terus mengipas-ngipas tubuh raja dan ratu dengan kipas lebar mereka.
Para selir raja yang terdiri dari dua puluh orang itu hanya bisa jengkel melihat keasikan sang raja dan permaisuri. Mereka merasa iri. Selama ini merekalah yang selalu memuaskan birahi sang raja. Namun kali ini sang raja kelihatan sangat menikmati persenggamaan dengan istrinya itu. Biasanya posisi senggama yang aneh-aneh dipraktikkan oleh sang raja bersama-sama dengan para selirnya. Dengan sang permaisuri sang raja hanya melakukan sex normal saja. Namun kali ini sang raja melakukannya dengan sang permaisuri. Berbagai posisi senggama yang aneh mereka lakukan demi memuaskan syahwat mereka. Termasuk mengentot sembari menunggangi seekor kuda milik sang raja.
Pada hari keempat senggama binal itu tuntas. Keduanya merasa sangat kelelahan. Tubuh mereka sangat lemas tak berdaya. Keduanya tertidur lelap seharian dan baru bangun pada keesokan harinya.
Ramuan buatan laki-laki tua itu sangat manjur membangkitkan gelora birahi. Hasilnya sebulan kemudian sang permaisuri dinyatakan hamil oleh para tabib. Pada saat sang permaisuri hamil, laki-laki tua itu pun menghilang dari kerajaan. Ia seperti lenyap di telan bumi. Tak ada yang mengetahui kemana perginya. Sang raja mengerahkan pasukan kerajaan untuk mencarinya. Namun tida hasilnya. Laki-laki tua itu raib tak tahu dimana rimbanya lagi.
Sembilan bulan kemudian sang permaisuri melahirkan seorang putra. Seluruh kerajaan bergembira ria. Apalagi raja dan permaisurinya. Tentu saja ada yang tidak bergembira. Yaitu para selir. Mereka sudah berharap-harap memiliki kesempatan menjadi permaisuri apabila sang permaisuri tak juga melahirkan putra. Kini harapan mereka kandas sudah. Sang raja menyelenggarakan pesta besar-besaran di istana empat puluh hari berturut-turut merayakan kelahiran putra mahkota itu. Seluruh kerajaan tetangga mereka diundang. Tentu saja seluruh rakyat kerajaan itu juga diundang dalam pesta itu. Pada hari keempat puluh tiba-tiba muncullah laki-laki tua itu. Tanpa permisi ia langsung menghadap sang raja. Saat itu sang raja dan sang permaisuri sedang sibuk memamerkan bayi mereka yang tampan ke hadapan para tetamu. Keluarga kerajaan dari negeri tetangga. Sang raja dan sang permaisuri tak menyadari kehadiran laki-laki tua itu. “Tuanku, hamba mengaturkan sembah,” kata laki-laki tua itu tiba-tiba. Ia sudah berdiri di sebelah sang raja. Kehadirannya yang sangat tiba-tiba dalam keadaan dekil, membuat sang raja dan sang permaisuri kaget. Mereka merasa sangat malu di hadapan para tetamunya dari negeri lain.
“Penjaga! Mengapa kalian biarkan orang dekil seperti ini memasuki istana, bawa pergi!” perintah sang raja serta merta. Para penjaga segera mematuhi perintah itu. Mereka menarik tubuh laki-laki tua renta itu ke luar istana. Begitu sampai di luar mereka melemparkannya tanpa peri kemanusiaan.
Lelaki tua itu begitu marah atas perlakuan sang raja. Dengan penuh amarah ia kembali masuk ke dalam istana. Para pengawal berusaha mencegah, namun tidak bisa. Tiba-tiba terjadi keanehan pada laki-laki tua itu. Tubuhnya berubah menjadi merah membara. Para Pengawal yang merasa seperti terbakar bara api yang sangat panas saat menyentuhnya. Lelaki tua itu terus berjalan mendekati sang raja dan permaisuri. Saat telah sangat dekat tiba-tiba wujud laki-laki tua itu berubah. Sang raja dan permaisuri dan juga semua undangan yang hadir terkejut melihat perubahan itu. Tubuh dekil dan kumuh laki-laki tua itu perlahan-lahan berubah wujud menjadi seorang laki-laki muda yang gagah. Wajahnya tampan dihiasi dengan rahang yang kukuh dan hidung mancung tegas. Alis mata tebal menghiasi dahinya. Tubuhnya sangat kekar dengan otot-otot yang terlatih bagus. Rambutnya tergerai panjang sebahu. Kulitnya berwarna merah membara.
Yang lebih mengagetkan lagi adalah tubuh pemuda itu telanjang bulat tanpa benang sehelaipun menutupinya. Dadanya yang bidang dihiasi bulu-bulu dada yang halus membentuk alur hingga ke perut dan selangkangannya. Diselangkangan itu mengumpul jembut yang lebat mengelilingi sebuah kontol besar yang masih tertidur. Meskipun dalam keadaan tidur kontol besar itu memiliki ukuran yang luar biasa. Segede terong ungu. Para wanita yang melihat kontol itu menatap dengan tatapan malu-malu namun penuh nafsu. “Siapa kau?” tanya sang raja.
“Ha ha ha ha ha ha …. Aku adalah laki-laki tua yang kau hina tadi raja yang sombong…,” kata pemuda itu dengan suara keras menggelegar. “Mengapa kau bisa berubah wujud seperti ini?” “Ha ha ha ha ha ha …. tak ada yang tak bisa kulakukan. Sebab aku adalah peri jahat dari istana kegelapan … ha ha ha ha ha…,” “Setan?!!!” “Ya…. dan aku akan menghukummu raja yang sombong. Pada saat usia anakmu telah mencapai tujuh belas tahun, ia akan mati hanya karena goresan kecil mata pedang tajam di tubuhnya. Kau akan kehilangan dia untuk selama-lamanya. Ha ha ha ha ha !!!!” “Jangan-jangan lakukan itu. Maafkan aku, maafkan aku..,” sang raja memohon pada setan telanjang itu. “Aku tidak pernah diciptakan untuk memaafkan orang. Rasakanlah hukumanmu. Ha ha ha ha ha…,” selanjutnya sosok itu lenyap. Tinggallah sang raja dan permaisurinya yang menangis meratapi nasib putra mahkotanya itu.
Berhari-hari kerajaan Entah Dimana Berada dirundung kesedihan. Mereka benar-benar merasa terganggu oleh ancaman peri jahat itu. Berhari-hari sang raja dan permaisurinya memikirkan ancaman tersebut. Berbagai macam ahli sihir yang pintar dipanggil untuk menghapuskan ancaman peri jahat. Namun semuanya tak berdaya. Berbulan-bulan sang raja hanya termenung dan tidak berselera melakukan berbagai kegiatan. Rakyatnya pun tidak terlalu diperhatikannya lagi.
Suatu malam sang raja merasa seperti didatangi oleh seorang pemuda dalam tidurnya. Pemuda itu sangat tampan. Kulitnya kuning langsat seperti memancarkan cahaya yang membuat sang raja silau menatapnya. Rambut pemuda itu berwarna pirang, ikal dan tergerai hingga bahunya. Tubuhnya kekar dan lekuk-lekuk tubuhnya terbayang dengan jelas dari balik jubah putihnya yang transparan. Diselangkangannya membayang kontol besar yang membonggol dikelilingi oleh jembut hitam yang lebat pada pangkalnya. Meskipun masih dalam keadaan tidur kontol pemuda itu sudah segede pisang ambon.
“Siapa kau?” tanya sang raja ketakutan. “Apakah kau akan segera membunuh putraku?” tiba-tiba ia teringat kembali pada peri jahat yang hadir dalam keadaan bugil di pestanya. “Aku datang untuk menolongmu wahai raja yang malang,” sahut pemuda itu dengan suara yang lembut. “Apa yang dapat kau lakukan untuk menolongku? Aku tak mengenalmu, bagaimana aku bisa mempercayaimu?” raja masih ragu. “Aku adalah peri penolong dari istana kebajikan. Rajaku menyuruhku untuk menolongmu karena ia pernah engkau tolong wahai raja yang baik,” “Aku pernah menolongnya?” “Ya. Ingatkah kau pada saat berburu di tengah hutan dan engkau melepaskan dua ekor rusa yang sedang bercinta di tengah hutan?” “Mmmmm…. sepertinya aku ingat. Aku tak tega membunuh mereka. Saat itu mereka sedang bercinta. Bila aku membunuh mereka, maka artinya aku menghentikan kelangsungan perkembangbiakan makhluk Tuhan,” “Mereka itu adalah rajaku bersama permaisurinya. Saat itu keduanya mengubah wujud menjadi dua ekor rusa. Kami bangsa peri memang dapat berubah wujud sesuai kehendak kami,” kata peri tampan itu menjelaskan. Raja Negeri Antah Dimana Berada mengangguk-anggukkan kepalanya. “Bagaimana engkau dapat menolongku wahai peri yang baik?” tanyanya kemudian. “Mulai sekarang, jauhkanlah putramu dari segala jenis pedang sampai usianya melewati tujuh belas tahun. Niscaya ia akan terbebas dari kutukan peri jahat dari istana kegelapan itu,” “Bagaimana mungkin wahai peri. Seorang calon raja harus diajarkan berperang menggunakan perang,” “Engkau tetap dapat melatihnya berperang dengan menggunakan senjata yang lain selain pedang, wahai raja,” “Sangat berat wahai peri… mmm.. Namun demi kelangsungan hidup putraku, pesanmu akan kulaksanakan. Wahai peri aku ingin bertanya padamu?” “Apakah yang hendak engkau tanyakan wahai raja?” “Bagaimana bila seandainya tanpa sepengetahuanku, putraku memegang sebilah pedang dan tergores tubuhnya. Apakah ia akan tetap mati juga? Apakah engkau tidak bisa membuatnya hidup kembali?” “Kami bangsa peri tidak memiliki kekuatan untuk menghidupkan kembali orang yang sudah mati wahai raja. Namun kami dapat memberikan ramuan penawar kutukan kematian yang dilontarkan oleh peri jahat itu. Aku akan datang kembali menemuimu beberapa hari lagi untuk memberikan ramuan itu. Apabila ia bernasib sial tergores oleh pedang maka ia tidak akan mati. Ia hanya akan tertidur lelap. Namun untuk membangunkannya dari tidur itu sangat berat melakukannya. Karena itu sedapat mungkin hindarkanlah putramu dari pedang wahai raja,” “Seberat apakah cara untuk membangunkannya itu wahai peri yang baik?” tanya raja lagi penasaran. “Aku tidak dapat mengatakannya sekarang. Namun pesanku sekali lagi adalah hindarkan putramu dari pedang. Kalaupun kemudian ia bernasib sial dan harus tertidur lelap, aku akan kembali kemari dan menolongnya semampuku. Sekarang aku harus pergi wahai raja,” kata peri itu terakhir kalinya sebelum ia menghilang seperti asap. Sebenarnya masih ada yang ingin ditanyakan oleh sang raja. Namun karena peri itu sudah hilang ia tak bisa lagi bertanya. Sesaat setelah peri itu hilang sang raja tersadar. Dikucek-kuceknya matanya. Ia berada diatas tempat tidur bersama permaisurinya tercinta. “Ah, hanya mimpi rupanya. Aku kira tadi itu sungguhan,” kata sang raja membatin. Meskipun sang raja merasa percaya gak percaya dengan apa yang dialaminya saat tidur itu, namun mulai keesokan paginya ia memerintahkan agar seluruh jenis pedang dimusnahkan dari Negeri Antah Dimana Berada.
Satu minggu telah berlalu. Peri baik hati yang datang dalam mimpi sang raja tak kunjung tiba. Raja Negeri Antah Dimana Berada mulai semakin ragu dengan kebenaran mimpinya itu.
Dua bulan berlalu sudah. Sang raja sudah tidak pernah memikirkan lagi mimpinya itu. Seluruh kerajaan Antah Dimana Berada sudah bersih dari benda bernama pedang. Sejak saat itu segala kegiatan berperang atau berburu hanya dilakukan dengan panah dan tombak saja. Sang raja sudah yakin bahwa putranya akan terhindar dari ancaman goresan pedang.
Suatu hari sang raja sedang mandi di kolam belakang istananya bersama-sama dengan lima orang selirnya yang cantik-cantik. Kelima selir itu asik menggosok-gosok tubuh sang raja yang telanjang bulat. Kadangkala ada juga selir yang iseng mengemut kontol sang raja yang besar dan panjang itu. Sedang asik-asiknya mereka mandi, tiba-tiba sebuah cahaya yang sangat terang berkelebat menyilaukan daerah sekitar kolam. Kemudian muncullah peri baik hati yang pernah menemui raja dalam mimpinya. Para selir menjerit-jerit saat melihat seorang pemuda tampan berdiri tegak di tepi kolam. Yang membuat mereka menjerit itu sebenarnya bukan karena kehadiran pemuda itu, namun kontol besar sang peri yang membayang dari busananya itulah yang membuat mereka menjerit. Meskipun ukuran kontol sang raja sudah gede, namun kontol pemuda ini jauh lebih gede. Mereka belom pernah melihat kontol segede milik pemuda tampan. Dengan tingkah seperti malu-malu kelima selir itu tetap melotot memandangi batang besar yang menggantung diantara selangkangan pemuda itu.
“Selamat sore wahai raja,” sapa peri itu lembut. “Peri baik hati. Ternyata engkau memang benar-benar ada. Aku sempat meragukanmu wahai peri, karena aku kira engkau hanya sekadar mimpiku saja,” kata sang raja. “Tentu saja aku benar-benar ada wahai raja. Seperti janjiku, hari ini aku datang untuk memberikan ramuan penawar kutukan peri jahat untuk putramu,” “Terima kasih wahai peri. Dapatkah aku menerima ramuan itu sekarang?” “Tentu saja bisa wahai raja. Ambillah cawan tempat minummu sebagai wadah ramuan itu,” “Baiklah kalau begitu. Selirku ambilkan cawan tempat minum dan bawa kemari segera!” perintah sang raja pada seorang selirnya. Dengan tergopoh-gopoh selir yang ditunjuk itu segera mengikuti perintah sang raja. Dengan tubuh masih basah kuyup dan telanjang bulat ia segera mengambil cawan dari dalam istana. Tak lama ia kembali dan menyerahkan cawan itu pada sang raja. Kemudian sang raja menyerahkan cawan itu pada sang peri tampan.
“Ini cawannya wahai peri,” “Wahai raja, ramuan itu diciptakan oleh raja kami dan ia memasukkannya dalam tubuhku. Karena itu aku butuh bantuan engkau dan juga permaisurimu untuk mengeluarkannya. Karena itu panggillah permaisurimu kemari,” kata sang peri. Meskipun bingung dengan kata-kata sang peri, Raja Negeri Antah Dimana Berada memerintahkan salah seorang selirnya untuk segera memanggil permaisuri. Tak lama sang permaisuri juga telah hadir di kolam itu. Melihat kelima selir sang raja yang bugil di dalam kolam perasaan cemburu sang permaisuri muncul. Namun saat itu ia terpaksa melupakan perasaan cemburunya. Matanya menatap tajam ke arah peri tampan itu. Kontol sang peri membuatnya takjub. Sang raja kemudian berkata pada permaisurinya. “Wahai permaisuriku, inilah peri baik hati yang kuceritakan padamu. Saat ini ia hadir untuk memberikan ramuan penawar kutukan peri jahat pada putra kita. Kehadiranmu kemari adalah atas permintaannya agar kita membantunya mengeluarkan ramuan itu yang dimasukkan oleh raja mereka ke dalam tubuhnya,” kata sang raja.
“Bagaimana kita membantunya mengeluarkan ramuan itu wahai suamiku?” tanya sang permaisuri. “Aku juga belum mengetahuinya wahai istriku. Marilah kita dengarkan apa yang akan diutarakan oleh peri ini. Katakanlah wahai peri,” kata sang raja. “Ramuan itu harus aku keluarkan melalui kontolku ini wahai raja dan permaisuri. Karena itu aku meminta kalian untuk membantuku mengeluarkannya,” kata sang peri tetap dengan suara lembut. “Maksud engkau?” sang raja terhenyak. “Aku rasa maksudnya jelas wahai raja. Mendekatlah kalian berdua kepadaku dan isaplah kontolku ini agar ramuan itu bisa kukeluarkan,” “Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu wahai peri. Engkau kan dapat mengeluarkannya sendiri dengan mengocok kontolmu disini,” “Tidak bisa wahai raja. Ramuan itu terdiri dari cairan yang keluar dari kontolku ini, ditambah dari kontolmu dan juga dari memek permaisurimu ditambah dengan ludah kita bertiga. Karena itu kalian berdua harus menghisap kontolku agar cairan itu keluar dan kemudian aku dan permaisurimu akan bergantian menghisap kontolmu agar cairanmu keluar. Setelah itu aku dan engkau harus menghisap memek permaisurimu hingga cairannya keluar. Campuran cairan itulah yang kemudian harus dimunumkan pada putramu sebagai penawar kutukan itu,” “Aku tidak sudi melakukannya!” kata sang raja berang. Suaranya menggelegar. Para selir ketakutan. Sementara itu sang permaisuri yang karena perasaan cintanya pada putranya ditambah lagi membayangkan menghisap kontol besar milik peri itu yang sedemikian menggoda menjadi marah melihat penolakan sang raja. “Aku tak menyangka engkau ternyata tidak menyayangi putramu wahai suamiku,” katanya dengan suara yang tak kalah menggelegarnya. “Tapi permaisuriku……. Aku harus menghisap kontolnya…,” “Tidak ada tapi-tapian. Kalau engkau memang benar-benar menyayanginya maka engkau harus bersedia melakukan apa saja untuknya. Bahkan kalau perlu mempertaruhkan nyawamu. Dia adalah penerus engkau wahai suamiku,” kata sang permaisuri. Sang raja pusing tujuh keliling. Seumur-umur kontolnya yang selalu dihisap oleh orang lain. Namun kali ini ia harus menghisap kontol peri itu. “Ayo suamiku mari kita lakukan. Kalau engkau tidak mau melakukannya, maka aku akan bunuh diri bersama putramu. Untuk apa ia hidup hanya hingga usia tujuh belas tahun. Lebih baik sejak sekarang ia mati bersamaku,” ancam sang permaisuri yang sudah tak sabar pengen mengecap kontol besar peri itu. “Jangan permaisuriku. Jangan kau lakukan itu… hahhh… baiklah. Mari kita lakukan,” kata sang raja dengan sangat terpaksa. Ia membuang nafasnya keras. Dengan tubuh bugil basah kuyup ia keluar dari dalam kolam. Dipegangnya tangan istrinya, kemudian dengan bergandengan tangan mereka mendekati peri tampan itu. Sang peri segera mengangkat jubah bagian bawahnya. Kontol besarnya yang menjuntai kini terpampang dengan jelas. Besar, gemuk dan berurat. Di sekitar pangkalnya hingga buah pelirnya yang menggantung tumbuh lebat jembut hitam. Sang peri kemudian duduk di kursi yang ada di kolam itu. Pahanya yang gempal berotot dikangkangkannya lebar-lebar.
“Kalian berdua jongkoklah didepanku,” katanya. Sang raja dan permaisuri mengikuti apa yang diakatakan sang peri. Mereka berjongkok di hadapan selangkangan peri itu. “Mulailah sekarang,” kata sang peri sambil menggenggam kontolnya. Sang permaisuri segera menundukkan mukanya mendekati kontol besar milik peri itu. Sementara sang raja masih diam dengan mata menatap tajam kontol besar itu. Para selir memandangi saja pertunjukan mesum di hadapan mereka.
“Suamiku, apalagi yang engkau tunggu. Mulailah,” kata sang permaisuri. “Benar wahai raja. Mulailah. Engkau dan permaisurimu silakan menjilat-jilat dulu batang kontolku ini,” kata sang peri. Jantung sang raja berdebar keras. Mukanya mendekat ke kontol sang peri. Mulutnya dibukanya sedikit menjulurkan lidahnya ke luar. Ujung lidahnya disentuhkannya pada batang kontol peri itu. Sementara itu sang permaisuri sudah menyapukan lidahnya pada batang kontol besar yang berurat itu. Sang raja merasa aneh saat merasakan daging gemuk berurat itu di ujung lidahnya. Baru sekali ini dalam hidupnya ia merasakan kontol. Lidahnya mulai menyapu-nyapu batang kontol itu. Demikian pula sang permaisuri. “Argghhhhhh…….,” erang sang peri, kontolnya mulai bergerak membesar. Sang raja dan permaisuri terus menjilat-jilat. Kontol itu terus membesar hingga akhirnya menjadi sebesar terong ungu.
“Sekarang mulailah hisap bergantian……. Oohhhhhh………,” kata sang peri. Permaisuri langsung melaksanakan kata-kata sang peri. Ia segera memasukkan kepala kontol sang peri dalam mulutnya. Kontol itu dikulumnya kuat-kuat dengan penuh nafsu sembari lidahnya menyapu batang kontol itu. Sang raja masih terus menjilat-jilat. “Ohhhh… yahhhh… ohhhh… kamu hebat permaisuri… yahhh… begitu… ohhh…,” racau sang peri keenakan. Permaisuri mengulum terus tiada henti. Ia sungguh menikmati batang kontol besar itu dalam mulutnya. “Gantianhhh shhh… aohh.. permaisruihh.. gantiannhhh…,” kata sang peri menyuruh sang permaisuri yang sedang di mabuk birahi mengulum kontolnya untuk bergantian dengan sang raja. Dengan perasaan kurang enak sang permaisuri akhirnya melepaskan mulutnya dari kontol itu. “Suamiku, sekarang kamu harus mengulumnya,” kata sang permaisuri. Sang raja menatap lekat-lekat kontol besar peri tampan itu yang berdiri tegak belepotan ludah istrinya.
“Aku harus memasukkan kontolmu dalam mulutku?” tanyanya sambil emmandang sang peri. “Ya wahai raja. Lakukanlah. Tidak hanya memasukkan saja, tapi engkau juga harus menghisapnya,” sahut sang peri tersenyum. “Aku… nghhh…,” “Sudahlah suamiku. Lakukan saja. Engkau akan menikmatinya nanti,” kata sang permaisuri tak sabar. Ia sudah tak sabar untuk menghisap kontol itu kembali setelah sang raja. “Cepatlah wahai raja. Agar ramuan ini cepat bisa keluar,” kata sang peri. Sang raja pelan-pelan mulai membuka mulutnya lebar-lebar. Lalu kontol besar itu dimasukkannya ke dalam mulutnya. Para selir yang melihat hanya bisa ngiler. Mereka mulai menggesek-gesek memek mereka sendiri dengan jari. Mulut sang raja penuh dengan kontol besar itu. “Hisappp…. Ohhh…,” erang sang peri. Sang raja mulai menghisap. Ia melakukan sedotan kecil pada batang itu. Sang peri menggelinjang. Hisapan raja kembali berlajut. Kali ini semakin keras. Semakin keras dan berulang-ulang lidah sang raja menyapu-nyapu batang kontol itu dalam mulutnya. Rupanya sang raja mulai menikmati sensasi mengulum kontol. Kini ia mengulum dengan sangat bersemangat. Sementara sang peri sibuk menjilat dan mengulum-ngulum biji pelir sang peri. “Ohhhh… ohhhhh… ohhhhh…,” erang sang peri. Kuluman sang raja terus berlanjut.. malahan kepalanya kini mulai bergerak maju mundur mengeluar masukkan kontol sang peri. “Enak kan suamiku?” bisik sang permaisuri di telinga sang raja. Dengan nakal digigitnya daun telinga sang raja lembut. “Hmmmmmmennakkkhhh..,” sahut sang raja dengan mulut masih menyelomoti kontol itu.
Para selir asik menonton raja mereka yang sedang sibuk memuluti kontol sang peri. Sambil menonton, mereka juga mulai saling merangsang. Remas-meremas, raba-raba, dan Jilat menjilat tetek dan memek satu sama lain.
Sementara itu, sang peri melepaskan busana permaisuri. Ketiganya kini telanjang bulat di tepi kolam. Kemudian sang peri bangkit dari duduknya. Sang raja tak melepaskan kontol sang peri dari mulutnya. Ia mengikuti kemana sang peri bergerak. Sang peri merebahkan tubuhnya di lantai kemudian ia membungkukkan tubuh san permaisuri sehingga wajah cantiknya tepat menghadap ke selangkangan sang raja. Sang permaisuri cepat menangkap maksud sang peri, mulutnya langsung melahap kontol sang raja.
Sang peri tampan mengikuti kegiatan permaisuri. Mulutnya juga mengejar kontol milik sang raja. Berebutan mereka mulai mengerjai batang kontol milik sang raja. Bergantian mulut keduanya mengulum dan melumat kontol besar itu membuat sang raja mengerang-erang keenakan diantara kesibukannya memuluti kontol sang peri.
Hisap menghisap, jilat menjilat berlangsung cukup lama. Memek sang permaisuri juga dapat giliran dikerjai oleh sang raja dan sang peri. Akhirnya pesta oral itu berakhir dengan ketiganya secara bersama-sama memuntahkan cairan birahi mereka ke dalam cawan tempat minum yang sudah disediakan. “Hohhh…. Hohhhh…. Hohhhhh….. ,” dengus ketiganya saat semburan cairan birahi mereka memenuhi cawan tempat minum itu. Usai menumpahkan cairan birahi itu ketiganya tergeletak lemas di tepi kolam dengan tubuh basah kuyup bersimbah keringat. Sementara di dalam kolam, ketiga selir raja pun mendengus-dengus karena orgasme mereka telah sampai juga rupanya. “Minumkanlah cairan ini pada putramu wahai raja,” kata sang peri menyerahkan cawan tempat minum itu pada sang raja setelah tubuh mereka kembali segar lima tak lama kemudian. “Mengapa putraku harus meminumnya wahai peri?” tanya sang raja. “Cairan ini adalah cairan kehidupan. Dengan meminum cairan ini maka ia akan terhindar dari kutukan kematian sang peri jahat. Namun seperti yang aku katakan padamu, hindarkanlah ia dari goresan pedang. Karena meskipun ia tidak mati, namun ia akan tertidur dan akan sangat berat untuk membangunkannya,” kata sang peri menjelaskan. “Baiklah wahai peri, aku akan mengingatnya selalu. Namun bolehkah aku mengajukan satu pertanyaan terakhir padamu wahai peri. Pertanyaan ini sudah mengganjal di hatiku sejak engkau datang dalam mimpiku beberapa waktu yang lalu,” “Apakah yang hendak kau tanyakan itu? Katakanlah,” “Nggg… mengapa kalian sellau hadir ke hadapan kami dalam keadaan telanjang bulat atau kalaupun tidak telanjang menggenakan pakaian yang transparan sehingga tubuh kalian dapat terlihat jelas seperti ini?” tanya sang raja. “Ohhh.. kami hadir seperti ini agar terlihat indah wahai raja. Bukankah dengan penampilanku seperti ini terlihat indah,” sahut sang peri tersenyum manis. Membuat wajahnya yang tampan semakin enak dilihat. Tak lama kemudian sang peri menghilang. Cairan itu kemudian diminumkan pada putra mahkota. Saat meminumnya putra mahkota terlihat demikian lahap. Rupanya ia menyukai kegurihan cairan itu. Tahun-tahun berlalu tanpa terasa. Satu hari lagi Pangeran Andrew, demikian nama putra mahkota kerajaan Antah Berada Dimana itu, genap berusia tujuh belas tahun. Ia tumbuh menjadi pemuda yang tampan dan gagah.
Sejak kecil Pangeran Andrew diajarkan berbagai macam olah raga yang memebuat tubuhnya terbentuk atletis sempurna. Ia pintar berenang dan berkuda. Selain itu ia juga mahir memanah dan menggunakan tombak saat berburu. Ketampanan Pangeran Andrew membuat setiap wanita yang melihatnya jatuh cinta. Namun sampai saat ini belum ada satupun wanita yang menggoda hatinya. Seperti lazimnya kehidupan keluarga istana sang pangeran memang doyan ngesex. Nafsunya yang besar ditunjang dengan fisiknya yang kuat membuat setiap wanita yang pernah ditidurinya ketagihan. Namun demikian ia tak menemukan cinta dari sekian banyak wanita yang pernah ditidurinya itu. Baginya wanita-wanita itu hanya sekadar teman pemuas nafsunya saja.
Para wanita ramai membicarakan sang pangeran. Terutama kedahsyatan kontolnya yang gemuk panjang seperti terong ungu itu. Apabila dilangsungkan pesta di istana, maka setiap wanita yang hadir di pesta itu, tidak terkecuali pada selir raja sekalipun, berharap-harap dapat berdansa dengannya. Saat berdansa para wanita dengan sengaja berdiri sangat rapat dan memeluk pinggang Pangeran Andrew dengan erat. Sembari berdansa mereka berkesempatan menggesek-gesek selangkangan sang pangeran yang menonjol. Wanita-wanita itu dapat erasakan betapa keras dan gedenya kontol sang pangeran yang tersimpan dibalik celananya yang sangat ketat, sebagaimana umumnya celana laki-laki masa itu. Tentu saja tak lupa mereka menggoda sang pangeran agar bersedia menggagahi mereka usai dansa.
Karena itu pesta ulang tahun ketujuh belas sang pangeran sangat dinanti-nantikan seluruh wanita seantero negeri. Juga putri-putri dari kerajaan tetangga. Mereka sudah sibuk mempersiapkan diri untuk menghadiri pesta itu. Gaun ketat yang menampilkan lekuk tubuh dan memamerkan belahan buah dada sudah mereka pesan untuk dipakai pada pesta nanti.
Di istana kesibukan sudah mulai terasa. Gedung istana sudah dihias seindah mungkin. Sejak kemarin berduyun-duyun penduduk negeri mulai mengantarkan hasil bumi ke istana sebagai bahan makanan pesta nantinya. Sambil mengantarkan hasil bumi tak lupa mereka mencucapkan selamat pada sang raja dan permaisuri sekaligus mendoakan kesehatan dan panjang umur untuk putra mahkota. Semua terlihat ceria, demikian juga sang raja dan permaisuri. Mereka bersyukur sampai saat ini tidak pernah terjadi hal-hal yang mereka kuatirkan pada putra mereka. Mereka sangat mengharapkan pesta tujuh belas tahun Pangeran Andrew segera usai dengan demikian berakhir pula kutukan pada sang pangeran.
Sementara kesibukan di dalam istana berlangsung, Pangeran Andrew juga sedang sibuk dengan urusan memuaskan syahwatnya sendiri di kandang kuda kerajaan. Berpegangan kuat pada kandang dalam keadaan menungging pasrah, seorang gadis cantik sedang dientot Pangeran Andrew dari belakang. Tangan sang pangeran mencengkram kuat buah pantat yang putih dan montok milik sang gadis.
Gadis cantik itu adalah salah seorang penduduk negeri Antah Dimana Berada yang tadi mengantarkan hasil bumi ke istana. Usai mengantarkan hasil bumi ia bertemu Pangeran Andrew yang baru saja kembali dari berkuda keliling kerajaan. Melihat pangeran tampan itu ia tak kuasa untuk menahan kerlingan matanya menggoda sang pangeran. Tentu saja Pangeran Andrew tak hendak melewatkan kesempatan, direngkuhnya tubuh gadis itu dan kemudian membawanya naik ke atas kuda. Dihelanya kuda segera menuju kandang. Sesampainya di kandang dengan buru-buru diturunkannya tubuh gadis itu. Tanpa banyak bicara didorongnya sang gadis menghadap kandang. Kemudian sang pangeran sibuk melepaskan celananya sementara sang gadis sibuk melepaskan roknya. Tak memakan waktu lama kontol besar sang pangeran sudah menelusup ke dalam memek gadis itu. Kini keduanya asik bergoyang pantat memuaskan birahi mereka hingga cairan cinta mereka menyembur dari alat kelamin masing-masing.
Keesokan harinya istana kerajaan tumpah ruah dengan manusia. Mereka hadir meramaikan pesta ulang tahun sang pangeran. Sepanjang hari itu sang pangeran sibuk berdansa dengan beberapa gadis yang cantik-cantik. Beberapa dari gadis itu dientotnya usai mereka berdansa. Stamina sang pangeran memang luar biasa. Meski sudah berulang-ulang mengentot dengan beberapa gadis, tubuhnya tetap kuat perkasa.
Menjelang tengah malam suasana pesta semakin meriah. Raja dan permaisuri terlihat sangat gembira. Mereka sudah meyakini bahwa putra mahkotanya akan lepas dari kutukan peri jahat itu. Karena sampai menjelang tengah malam mereka melihat Pangeran Andrew masih segar bugar. Berganti-ganti berdansa dengan wanita-wanita cantik yang hadir disitu.
Sang pangeran sedang asik berdansa dengan putri cantik dari sebuah kerajaan tetangga. Sang putri sibuk menggoda sang pangeran, mengajaknya untuk ngentot. Namun saat itu mata sang pangeran sedang terpaku pada seorang gadis yang sangat cantik sedang berdiri di sudut ruangan. Gadis itu membuat sang pangeran penasaran. Sejak tadi ia selalu berdiri pada jarak yang dapat dilihat oleh Pangeran Andrew, matanya menatap penuh goda pada sang pangeran namun tak pernah sekalipun ia mendekat dan mengajak sang pangeran untuk berdansa.
Godaan putri cantik yang sedang berdansa dengannya ini tak diacuhkannya. Malahan kemudian sang pangeran permisi meninggalkan putri itu untuk mendekati gadis cantik yang membuatnya penasaran itu.
“Siapakah engkau wahai putri cantik? Aku baru sekali ini melihatmu hadir di pestaku. Tidakkah ada kenginanmu untuk berdansa denganku?” goda sang pangeran. “Hamba hanya rakyat biasa wahai pangeran tampan. Mana berani saya mengajak pangeran berdansa dengan saya,” jawab gadis itu dengan lirikan malu-malu. “Aku tak pernah membedakan gadis yang berdansa denganku. Bagiku rakyat biasa atau putri raja sama saja. Bersediakah kau berdansa denganku?” tanya sang pangeran. Dengan malu-malu gadis itu menangguk. Pangeran Andrew segera membawanya ke tengah-tengah lantai dansa.
Saat berdansa gadis ini semakin membuat sang pangeran penasaran. Tidak seperti gadis yang lain, ia tak sekalipun menggoda sang pangeran. Ia tak menggesek-gesek kontol pangeran seperti gadis lain. Sang pangeran tiba-tiba merasa jatuh cinta pada gadis ini. Kontolnya terasa ngaceng berat. Tubuh gadis ini sangat mempesona. Buah dadanya yang besar dan penuh terasa sangat menyumpal di dada bidang Pangeran Andrew. Dengan nakal sang pangeran menggesek-gesek kontolnya pada tubuh gadis itu. “Pangeran… apa-apan sih. Kan malu,” kata sang gadis dengan muka merah. “Mengapa harus malu? Biasanya para gadis itu yang melakukan hal ini padaku,” sahut sang pangeran bergetar. Ia sudah sangat terangsang. “Maukah kau mengentot denganku sekarang sayang?” bisik sang pangeran. “Sekarang? Disini maksudnya?” tanya gadis itu. “Tentu tidak mari kita ke kamarku,” kata sang pangeran, kemudian ia menarik gadis itu mengikutinya.
Sesampainya di kamar tubuh sang gadis langsung didorong oleh Pangeran Andrew ke atas ranjang. Di tepi ranjang sang pangeran sibuk melepaskan seluruh pakaiannya hingga telanjang bulat. Tubuhnya yang kekar berdiri tegak demikian juga kontolnya yang mengacung tegak ke atas.
“Bukalah bajumu wahai gadis cantik,” kata sang pangeran. Gadis itu segera melepaskan seluruh pakaiannya. Dengan penuh nafsu mata sang pangeran melahap tubuh indah gadis itu yang terbaring telentang pasrah diatas ranjang. Memek sang gadis yang terlihat rapat dihiasi dengan jembut lebat itu sangat menggoda sang pangeran. Segera ia menindih tubuh cantik itu. Dikangkangkannya paha sang gadis dan mulai mengarahkan kontolnya ke memek sang gadis. Kepala kontolnya menyapu belahan memek itu. “Jangan disitu…,” bisik sang gadis menahan usaha penetrasi sang pangeran. Jemarinya menggenggam kontol besar dan keras itu. “Kenapa? Aku sudah tak tahan sayang,” “Maukah engkau hamba berikan kenikmatan lain yang berbeda bahkan lebih nikmat dari yang selama ini engkau rasakan?” tanya sang gadis tersenyum nakal. “Maksudmu?” tanya sang pangeran bingung. Sang gadis melebarkan pahanya. Tangannya mengarahkan ujung kepala kontol sang pangeran ke arah lobang pantatnya. “Masukkan ke lobang pantat hamba wahai pangeran,” katanya berbisik. “Mengapa harus disitu? Aku tak pernah melakukannya. Lagipula itu lobang yang kotor tempat keluarnya kotoran manusia,” kata sang pangeran. “Engkau belum mencobanya. Cobalah dulu. Apa bedanya dengan memek? Dari memek juga keluar kencing kan?” tanya sang gadis. “Tapi…..,” “Cobalah dulu. Percayalah padaku,” sang gadis meyakinkan sang pangeran. Dengan beat hati sang pangeran mengikuti keinginan gadis itu. Kepala kontolnya ditempelkannya ke mulut lobang pantat gadis itu. Perlahan-lahan didorongnya batang kontolnya menyusup memasuki lorong lobang pantat gadis itu. Sedikit susah namun kontol itu terus masuk ke dalam. Sang pangeran terhenyak. Kotnolnya terasa dicengkeram dengan sangat kuat. “Ooooohhhh,” erangnya keenakan. Ia terus mendorong, hingga seluruh batang itu ditelan oleh lobang pantat sang gadis. “Bagaimana pangeran?” tanya gadis cantik itu. “Enak banget. Mencengeram kuat,” kata sang pangeran. Di dahinya mulai muncul titik-titik keringat. “Sekarang entotlah sesukamu,” kata gadis itu lagi. Mendengar kata-kata gadis itu sang pangeran mulai melaju. Kontolnya digoyangnya keluar masuk lobang pantat itu. Susah. Seret. Tapi terasa nikmats ekali buat Pangeran Andrew. “Gilahhh… ahhh… enak sekali…. Kalau dari dulu tahu betapa enaknya tentu aku mengentot lobang pantat dari dulu,” kata sang pangeran diantara genjotannya. Sang gadis hanya tersenyum manis. Gerakan sang pangeran mulai cepat. Kontolnya mulai terbiasa dengan sempitnya lobang pantat itu. Keduanya bergumul dengan penuh nafsu. Sang gadis mengimbangi gerakan sang pangeran dengan gerakan pantat membalas. Sang pangeran semakin keenakan. Matanya merem melek menahan nikmatnya persenggamaan itu. Sembari menggenjot mulutnya menciumi dan melumat mulut sang gadis dengan buas. Mata sang pangeran terpejam. Tanpa disadari sang pangeran tiba-tiba terjadi perubahan pada sang gadis. Mulai dari wajah tubuh sang gadis berubah menjadi seorang pria!
Sang pangeran belum menyadari hal itu. Matanya masih terpejam sembari terus menggoyangkan pantat dengan cepat. Ia tak menyadari bahwa wajah yang diciuminya dengan buas itu kini adalah wajah seorang pemuda tampan berkulit merah! Lobang pantat yang sedang digenjotnya adalah lobang pantat milik seoang laki-laki kekar seperti dirinya. Gadis itu rupanya jelmaan peri jahat dari istana kegelapan. Mulut sang pangeran turun menjelajahi leher peri jahat. Kemudian tiba di dada bidang sang peri. Saat itulah sang pangeran mulai tersadar. Ia tak merasakan sebuah gunung yang empuk seperti tadi. Namun sebuah dada yang bidang dan lebar dengan pentil tetek yang mungil. Saat mulutnya mengulum tetek itu sang pangeran membuka matanya. “Astaga!!!! Siapa kau?!!!!!” seru sang pangeran. Ia kaget luar biasa menyadari kalau saat itu ia sedang menindih seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dan berkulit merah. Kontolnya sedang tertanam di dalam lobang pantat laki-laki itu. Sementara kontol besar laki-laki itu terjepit di perut sang pangeran.
Sang pangeran mencoba bangkit. Namun kepitan paha laki-laki itu pada pinggangnya sangat kuat. Sang pangeran meronta-ronta. “Lepaskan aku!” katanya. “Kenapa wahai pangeran tampan? Bukanhkah kau menikmatinya. Rasakanlah kontolmu masih keras di dalam lobang pantatku. Tak usah malu-malu tuntaskan saja birahimu dulu. Aku juga masih nanggung soalnya,” kata sang peri jahat dengan senyum menyeringai nakal. “Aku tak mau. Kau benar-benar gila! Kita sama-sama laki-laki!” “Apa bedanya. Toh tetap nikmat kan. Lanjutkan goyangan pantamu,” kata sang peri lagi. “Aku tak mau. Lepaskan aku!” “Kalau engkau tidak mau terserah. Biar aku yang melanjutkan sendiri,” kata peri itu. Tangannya mencengkeram kuat buah pantat sang pangeran. Pantatnya digerak-gerakkannya dengan cepat. Lalu tangannya menggerakan pantat sang pangeran sehingga kontol sang pangeran keluar masuk lobang pantat peri jahat. “Ahhhh…. Ahh… ahhhhh… enaknya…,” kata sang peri. “Lepaskannhh ohhhh… lepaskanhhhhhh oohhhhh ohhhhhhh…,” kata sang pangeran mernta-ronta namun tetap saja ia keenakan dengan lobang pantat peri jahat. Kejadian selanjutnya menjadi lucu dilihat. Sementara tubuh bagian atas sang pangeran meronta-ronta minta dilepaskan, pantatnya malah bergoyang semakin cepat dan keras ingin segera menuntaskan orgasmenya. “Aku akan membunuhmu setelahh inihhh yahhhh… ohhhhh….,” racau sang pangeran. Sang peri hanya menyeringai. “Ohhhh aku keluarhhh ohhhhh… ohhhhhhhh…..,” kata sang peri. Kontolnya berdenyut keras. Kemudian dari lobang kencingnya menyembur sperma kental melumuri perut dan dada kedua laki-laki perkasa itu. Sang pangeran megap-megap. Lobang pantat sang peri dirasakannya seprti menyedot-nyedot dengan kuat. Ia tak sanggup menahan lagi. Spermanyapun menyembur deras membasahi lorong lobang pantat sang peri. “Ohhhhhh…… ohhhhhhhhhh………. Ohhhhhhhhhhhh………,” sang pangeran mendengus-dengus. Pantatnya menekan kuat menancapkan kontolnya dalam-dalam ke lobang sang peri. Selanjutnya tubuh kekar sang pangeran ambruk lunglai menimpa tubuh sang peri yang tak kalah berotot. Keduanya terdiam dengan nafas tersengal-sengal. Kaki sang peri tak lagi menjepit pinggang sang pangeran. Kini kedua kakinya mengangkang lebar menekuk diantara paha gempal Pangeran Andrew.
“Masih ingin membunuhku?” tanya peri jahat. “Ya. Tapi tunggu dulu. Tubuhku masih lemas,” sahut sang pangeran. “Okelah, aku tunggu,” sahut sang peri. Beberapa saat kemudian Pangeran Andrew bangkit dari atas tubuh peri jahat. Kemudian dengan wajah marah ia meninggalkan peri jahat. Ia mencari-cari sesuatu di kamarnya. “Apa yang kau cari wahai pangeran?” tanya peri jahat. “Senjata untuk membunuhku?” sambungnya dengan senyum menyeringai. Sang pangeran memang sibuk mencari senjata tajam untuk membunuh peri itu. “Gunakan ini,” kata sang peri. Tiba-tiba dalam genggaman sang peri muncul sebuah senjata yang tak pernah dilihatnya selama ini. Itu adalah pedang. Sang peri melemparkan pedang itu pada sang pangeran yang kemudian ditangkap olehnya. Dari tangan sang peri muncul lagi satu pedang yang lain.
Selanjutnya dengan tubuh telanjang bulat bersimbah keringat dan perut belepotan sperma mereka mulai beradu pedang tajam mengkilat. Mereka bertarung dengan seru hingga pintu kamar sang pangeran jebol. Kini keduanya bertarung sambil berjalan menuju ruang pesta. Semua yang hadir menjerit-jerit. Para gadis melotot melihat dua laki-laki tampan dengan tubuh kekar bertarung dengan seru.
Raja dan permaisuri serta merta lemas melihat putranya dan peri jahat sama-sama menggenggam sebilah pedang yang tajam.
“Wahai raja sebentar lagi kutukanku akan mengenai putramu, hahahahaha…,” kata sang peri jahat sambil tertawa terbahak-bahak. Waktu semakin mendekat tengah malam. Pertarungan semakin hebat. Sang pangeran yang tak pernah menggunakan pedang seumur hidupnya mulai terpojok. Raja dan permaisuri semakin lemas. “Peri baik hati, tolonglah kami,” kata sang raja lirih. Tiba-tiba muncullah peri baik hati. “Engkau memanggilku wahai raja?” katanya tersenyum bijak. “Oh, terimakasih engkau hadir peri baik hati. Tolonglah kami. Lihatlah putraku sedang bertarung dengan peri jahat menggunakan pedang tajam,” kata sang raja bermohon. Sang peri terkesiap melihat pertarungan itu. Di sudut ruangan dilihatnya tubuh sang pangeran dan peri jahat saling merapat ke dinding. Dada mereka berhimpitan. Selangkangan mereka berhimpitan. Paha mereka berhimpitan. Sang pangeran terdesak. Kedua pedang mereka sama-sama saling beradu di depan wajah mereka. Pedang itu dilihatnya semakin dekat dengan wajah sang pangeran.
“Rasakan pangeran kau akan merasakan kutukanmu. Kau akan mati sebentar lagi,” kata sang peri dengan wajah berang. Tiba-tiba dengan cepat pipi sang pangeran tergores pedang itu. Goresan yang tipis. Sang peri jahat langsung melepaskan himpitannya. Ia tertawa terbahk-bahak. Sementara tubuh sang pangeran serta merta limbung. “Tidakkk!!!!!!!” seru permaisuri. Selanjutnya tubuh sang pangeran ambruk ke lantai. Sementara sang peri dengan berkacak pinggang tertawa terbahak-bahak. Sang permaisuri dang sang raja memburu tubuh putranya yang terkapar diam. Peri baik hati mendekati peri jahat. “Kau benar-benar kejam!” katanya marah. “Hahaha. Dia akan mati.. rasakanlah,” sang peri tertawa penuh kemenangan. “Kau jangan merasa menang dulu. Aku telah memberinya cairan kehidupan saat dia bayi dulu. Dia tidak akan mati oleh pedangmu. Dia hanya akan tertidur,” “Apa?!! Kau kurang ajar peri baik,” kata sang peri jahat menggeram. “Ya. Aku hanya memerlukan putri cantik yang masih perawan dari kerajaan lain untuk membangunkannya,” “Kau sungguh-sungguh kurang ajar!!! Tapi bagaimanapun aku senantiasa akan menang darimu. Dia tidak akan dapat terbangun dengan caramu itu!” “Apa maksudmu?” “Kau fikir dia bisa dibangunkan dengan cara biasa? Dimana putri cantik yang masih perawan itu cukup mengentoti kontolnya saja maka matanya akan terbuka dan ia akan terbangun?! Kau salah kawan!” “Apa maksudmu??!!” “Sebelum pedangku menggores pipinya, dia telah melakukan suatu kesalahan besar padaku tadi,” “Aku tak mengerti maksudmu,” “Dia telah mengikatkan dirinya secara utuh padaku. Pangeran binalmu itu telah menumpahkan spermanya di dalam lobang pantatku. Karena itu ia hanya bisa terbangun dengan seijinku saja. Hahahahahahahaha. Aku akan mengijinkan Pangeran Andrew terbangun apabila ada seorang pangeran perjaka yang bersedia melepaskan keperjakaannya pada Pangeran William, hahahahaha…,” “Bagaimana caranya?!!” “Pangeran itu harus merelakan lobang pantatnya disodok oleh kontol besar Pangeran Andrew dan kemudian ia juha harus bersedia mengentot lobang pantat Pangeran Andrew hingga menyemburkan spermanya di dalam lobang pantat pangeran binalmu itu. Hahahaha,” “Apa?!!!” “Ya. Kau tidak akan pernah menemukannya. Kalaupun kau bisa menemukannya aku yakin akan sangat sulit sekali. Dimana lagi kau bisa menemukan pangeran yang masih perjaka? Semua pangeran sangat hobi ngentot. Dan lagi kalaupun dia perjaka apakah kau mengira dia akan mau mengentot laki-laki seperti dirinya? Hahahahaha. Kau pasti tahu, tak banyak manusia laki-laki yang seperti kita bangsa peri, dimana bisa menikmati ngentot dengan laki-laki dan wanita sekaligus. Hahahahaha,” peri jahat tertawa terbahak-bahak sebelum kemudian menghilang. “Kau benar-benar kejam,” kata peri baik hati pelan. Tak menyangka bahwa peri jahat sudah mengantisipasi kemungkinan itu. Pesta akhirnya bubar. Sang pangeran dibaringkan diatas tempat tidurnya. Tubuhnya yang telanjang tertidur lelap tak bisa dibangunkan. Sang raja menyelimuti putra mahkotanya itu dengan sedih. “Tak bisakah kau membangunkannya wahai peri baik?” “Aku akan berusaha. Namun saat ini aku tidak bisa. Kau pasti sudah mendengar bagaimana cara untuk membangunkan putramu. Peri jahah benar-benar licik. Pasti tadi dia menyamar menjadi seorang gadis yang bisa menggoda putramu,” “Lalu bagaimana wahai peri?” “Aku akan mencari pangeran penolong putramu. Engkau bersabarlah. Untuk saat ini aku akan menidurkan seluruh kerajaanmu. Agar saat putramu terbangun nanti kalian semuanya tetap seperti keadaan sekarang. Karena aku kuatir akan sangat lama menemukan pangeran yang masih perjaka itu,” kata sang peri. “Terserah padamu wahai peri. Aku sangat berharap engkau dapat menolong kami,” pinta sang raja. Sang peri menyebarkan mantranya diseluruh kerajaan. Membuat seluruh makhluk hidup kecuali tumbuh-tumbuhan tertidur lelap bersama-sama dengan sang pangeran. Bertahun-tahun berlalu. Peri baik hati tak jua menemukan pangeran yang bisa menyembuhkan Pangeran Andrew. Waktu berlalu dengan cepat. Tanpa terasa tiga ratus tahun berlalu sudah. Kerajaan Antah Dimana Berada sudah dilupakan orang. Sekeliling kerajaan sudah berubah menjadi hutan belantara yang lebat. Sementara seluruh makhluk hidup di kerajaan itu tetap tertidur lelap. Sang peri baik hati terus berkeliling dunia mencari kerajaan yang memiliki pangeran perjaka. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Disetiap kerajaan ia selalu menemukan pangeran yang gila sex. Yang lebih gawat hubungan incest banyak ditemukannya di beberapa kerajaan.
Pada tahun keempat ratus pencarian sang peri ia menemukan sebuah kerajaan kecil bernama Tiada Tahu Rimbanya. Kerajaan itu tidak terlalu dikenal dunia. Wilayahnya sempit dan penduduknya tidak banyak. Kerajaan itu diperintah oleh seorang raja yang sangat taat menjalankan perintah agama. Keseharian kegiatan yang dilakukan oleh penduduk kerajaan itu adalah berdoa kepada para dewa-dewi mereka. Sang raja dianugerahi lima orang pangeran dari permaisurinya. Seperti ayahandanya para pangeran itu juga taat menjalankan ajaran agama. Untuk menghindari sex bebas di usia muda empat pangeran yang lebih tua sudah menikah. Tinggallah kini pangeran bungsu yang belum menikah. Pangeran William namanya.
Pangeran William masih berusia tujuh belas tahun. Ia tumbuh menjadi pemuda tampan dan gagah perkasa. Yang paling penting sampai saat ini masih tetap perjaka. Sama seperti saudara-saudaranya yang lain, ia tidak mau melepaskan keperjakaannya kecuali pada gadis yang akan dijadikan istrinya nanti, katanya. Pangeran ini terkenal baik hati dan sangat suka menolong.
Kebaikan hatinya ditunjang dengan fisiknya yang tampan dan gagah perkasa membuat banyak gadis terpikat padanya. Pangeran William sangat suka berburu dan melatih fisiknya. Ia sangat ahli memanah, bermain pedang dan tombak. Peri baik hati mulai mengamati kehidupan sehari-hari Pangeran William. Tanpa sepengetahuan pangeran tampan itu, peri baik hati selalu mengikutinya kemanapun. Tentu saja Pangeran William tak dapat melihat peri baik hati karena sang peri tidak menampakkan wujudnya.
Suatu hari Pangeran William pergi berburu ke dalam hutan. Ia berangkat sendiri dengan menunggang kudanya. Keahliannya memanah membuat dalam waktu singkat ia sudah berhasil memperoleh hewan buruan. Seekor rusa besar. Usai berburu ia duduk melepas lelah di tepi sungai. Udara yang panas membuatnya ingin menyegarkan tubuh dengan mandi di sungai berair bening itu. Tak berlama-lama tubuh kekarnya yang telanjang sudah berendam di dalam air sungai yang segar. Sang peri mengamatinya terus. Tiba-tiba muncul ide di kepala sang peri.
Peri baik hati segera merubah wujudnya menjadi seorang gadis cantik. Dengan tubuh bugil memamerkan lekuk-lekuk tubuh yang indah ia masuk ke sungai tak terlalu jauh dari sang pangeran. Kemudian disihirnya sebuah ranting pohon menjadi ular besar yang melilit pinggangnya. “Tolong….. tolong….. tolong….,” sang peri yang berwujud gadis cantik itu berteriak-teriak. Teriakan itu terdengar oleh Pangeran William. Segera pangeran tampan itu mencari asal suara. Saat matanya menangkap seorang gadis cantik sedang ketakutan dan berusaha melepaskan diri dari lilitan ular besar tanpa memperdulikan keadaannya yang telanjang, Pangeran William segera mengambil pedangnya dan berlari menuju gadis itu. “Tolong aku… tolong aku…,” kata peri baik hati. “Diamlah wahai gadis cantik. Engkau jangan banyak bergerak agar ular itu tidak mematukmu,” kata sang pangeran. Sang peri mengikuti kata-kata Pangeran William. Ia tidak bergerak-gerak lagi. Namun ekspresinya tetap ketakutan. Air mata mengalir deras di pipinya.
Pangeran William mencoba menangka kepala ular besar itu dengan tangannya. Setelah berhasil dicengkeramnya erat kepala ular itu. Sementara tangannya yang lain menyabetkan pedang menebas kepala ular itu. Tubuh ular menggelepar, darah segar muncrat dari bekas tebasan itu, membasahi tubuh peri baik hati dan sang pangeran. Peri baik hati menjerit-jerit ketakutan. Pangeran William membuang bangkai ular itu ke sungai dan hanyut dibawa arus air. Peri baik hati langsung memburu ke arah Pangeran William. Didekapnya erat-erat tubuh telanjang pangeran tampan itu. Wajahnya disarangkannya ke dadad bidang sang pangeran yang penuh dengan bulu. Peri baik hati sesenggukan, menangis dengan tangan memeluk erat pinggang ramping dan berotot milik Pangeran William.
“Sudahlah… Ular itu sudah mati. Jangan engkau menangis lagi,” kata sang pangeran menenangkan. Ia mulai merasa risih oleh pelukan gadis cantik jelmaan peri baik hati itu. Darahnya terasa berdesir saat merasakan gundukan buah dada gadis itu yang kencang dan besar menempel erat di tubuhnya. Belum lagi gundukan mungil di selangkangan sang gadis yang penuh bulu terasa menggesek-gesek batang kontolnya. Ia berusaha melepaskan pelukan peri baik hati. Namun peri baik hati mendekap dengan sangat erat. “Terima kasih wahai penolongku yang tampan. Mungkin kalau engkau tidak ada aku sudah mati tadi…,” bisik peri baik hati lirih. Mulutnya berbicara dalam keadaan menempel erat dada bidang sang pangeran. Membuat dada sang pangeran seperti digelitik-gelitik. “Baiklah. Tapi lebih baik engkau melepaskan pelukanmu ini. Aku rasa hal ini tidak baik, kita sama-sama dalam keadaan telanjang. Pakailah busanamu dulu,” kata sang pangeran dengan suara bergetar. “Ohhh… maafkan aku wahai penolong, aku tak menyadarinya. Aduh aku merasa malu sekali. Aku akan menggenakan pakainku dulu yang tadi kuletakkan di tepi sungai,” sahut peri baik hati pura-pura malu. Ia segera melepaskan pelukannya lalu berjalan ke tepi sungai dimana disana tergeletak pakaian wanita yang sudah disihir oleh peri baik hati. Peri baik hati terus melancarkan godaannya pada Pangeran William. Ia ingin mengetes apakah pangeran tampan itu bisa mengendalikan birahinya. Ataukah pangeran itu sama dengan pangeran-pangeran lain yang tak dapat menahan birahi dan langsung mengentot gadis cantik yang ditemukannya telanjang seperti ini. Dengan begitu meyakinkan, peri baik hati sengaja membelakangi Pangeran William saat mengambil pakaiannya yang berserak di tepi sungai. Saat mengambil pakaian, peri baik hati sengaja membungkuk dalam-dalam dan melebarkan pahanya sedikit sehingga belahan memeknya yang rimbun jembut itu dapat terlihat dengan jelas oleh Pangeran William.
Jantung Pangeran William berdebar keras saat melihat gumpalan daging merah yang menyeruak dari belahan memek peri baik hati. Matanya melotot menatap pandangan indah itu. Dirasakannya kontolnya mulai bergerak membesar. Ia segera membuang pandangannya. Lalu berjalan tergesa-gesa mendapatkan pakaiannya yang juga terserak ditepi sungai.
Dengan buru-buu dikenakannya celana panjang ketatnya. Ia berusaha menyembunyikan kontolnya yang mulai membengkak. Ta lama keduanya sudah berpakaian. Gadis cantik jelmaan peri baik hati mendekati sang pangeran. “Terima kasih wahai pemuda tampan. Siapakah engkau yang telah bersedia menolongku?” tanyanya dengan senyum manis. “Aku William,” sahut sang pangeran. “William? William sang pangeran itu. Oh ternyata cerita tentang kebaikanmu itu benar adanya. Engkau telah menolongku tanpa memperdulikan keselamatan nyawamu sendiri,” kata sang peri. “Engkau mengenalku?” tanya sang pangeran bingung. “Tentu saja. Siapa yang tidak mengenal namamu wahai pangeran. Namun baru saat ini aku bisa bertemu denganmu. Ternyata engkau benar-benar sangat tampan dan gagah, seperti cerita-cerita yang pernah hamba dengar,” kata sang peri jemarinya meremas otot lengan sang pangeran yang keras dan terlatih baik. “Orang terlalu memujiku,” kata sang pangeran dengan suara bergetar. “Bagaimana cara hamba dapat berterima kasih pada paduka? Hamba hanya orang miskin,” kata sang peri. Tubuhnya semakin merapat pada sang pangeran. Ia mulai menggoda pangeran tampan itu. “Tidak perlu. Engkau tidak perlu membalasnya. Menolongmu saja sudah suatu kehormatan buatku,” sahut sang pangeran. Ia kembali merasa risih. Gelora birahinya muncul. “Biarlah hamba membalaskan kebaikan hati paduka dengan tubuh hamba. Nikmatilah wahai paduka. Hamba pasrah atas perlakuan paduka pada hamba,” kata sang peri. Bibirnya melumat bibir sang pangeran dengan lembut. Punggung sang pangeran diremasnya sembari menekan buah dadanya yang besar dan empuk ke dada bidang sang pangeran.
Pangeran William mulai tergoda. Dibalasnya ciuman sang peri. Kemudian keduanya sibuk saling melumat bibir sambil tangan mereka meremas-remas bagian tubuh pasangannya. Sang peri menggesek-gesekkan selangkangannya ditonjolan selangkangan pangeran yang membesar.
Mereka berciuman cukup lama. Hingga tiba-tiba sang pangeran mendorong tubuh sang peri. “Ini tidak boleh,” katanya. “Maafkan aku. Aku telah terbuai nafsu. Oh dewa ampunkan aku,” katanya. Sang peri tersenyum dalam hati. Pangeran William benar-benar seperti apa yang diharapkannya.
“Mengapa paduka menolak hamba. Salahkah hamba?” “Tidak.. engkau tidak salah wahai gadis cantik. Namun maafkan aku. Aku tidak bisa melakukannya padamu. Ini hal yang terlarang. Kita hanya bisa melakukannya apabila sudah diikat tali perkawinan,” kata sang pangeran. “Maksudmu? Maksudmu engkau belum pernah melakukan persetubuhan dengan gadis lain?” “Belum pernah. Aku hanya akan melakukannya dengan istriku saja,” “Kalau begitu engkau masih perjaka?” “Ya. Begitulah,” “Ohh.. pangeran. Engaku begitu mulia. Sangat jarang menemukan pangean setampan dan segagah engkau masih perjaka. Maafkan aku karena telah menggodamu,” gadis cantik itu tiba-tiba berubah menjadi peri baik hati. “Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk mengetesmu apakah engkau memang seorang baik hati yang bersedia menolong orang lain. Dan ternyata benar,” “Peri? Apa yang engkau kehendaki dariku?” “Aku membutuhkan pertolonganmu wahai Pangeran Wi
“Siapa engkau?!” tanya Pangeran William. Ia sangat terkejut melihat perubahan gadis cantik yang tadi ditolongnya menjadi seorang laki-laki tampan bertubuh kekar dengan busana transparan yang memamerkan keperkasaan tubuhnya. “Aku adalah seorang peri. Aku tadi sengaja untuk mengetesmu apakah engkau memang seorang baik hati yang bersedia menolong orang lain. Dan ternyata benar,” “Peri? Apa yang engkau kehendaki dariku?” “Aku membutuhkan pertolonganmu wahai Pangeran William,” “Pertolongan? Pertolongan apa yang engkau butuhkan dariku?” “Aku tidak bisa mengatakannya sekarang. Namun hanya engkaulah yang dapat menolongku. Apakah engkau bersedia?” “Aku sangat suka menolong wahai peri. Kalau engkau mengatakannya hanya aku yang dapat menolongmu, maka aku bersedia melakukannya,” “Aku sangat senang mendengarnya. Peganglah tanganku, aku akan membawamu ke suatu tempat,” kata sang peri. Pangeran William segera memegang tangan peri baik hati. Sekejap kemudian keduanya mulai melayang di udara. Pangeran William dibawa terbang oleh sang peri. Melintasi sungai, gunung dan lembah. Beberapa kerajaan mereka lewati. Hingga kemudian tiba di sebuah hutan belantara yang lebat. “Oh. Aku baru sekali ini merasakan terbang wahai peri. Ternyata begitu menyenangkan,” kata sang pangeran. “Setelah engkau menolongku, aku akan membawamu kembali terbang ke kerajaanmu wahai Pangeran,” kata sang peri. “Kita berada dimana sekarang?” “Didalam hutan belukar yang engkau lihat ini terdapat sebuah kerajaan bernama Antah Dimana Berada. Semua makhluk hidup di kerajaan ini tertidur lelap. Ini semua adalah ulah peri jahat yang membuat putra mahkota tak bisa dibangunkan kecuali olehmu. Apabila putra mahkota sudah terbangun, maka semua makhluk hidup di kerajaan ini akan terbangun kembali dan hutan belantara ini akan hilang,” “Bagaimana aku dapat membangunkannya?” “Nantilah aku katakan kepadamu. Sekarang marilah kita masuk ke dalam hutan ini menuju istana,” kata sang peri. Hutan belantara itu sedemikian lebat. Pangeran William terpaksa beberapa kali menebaskan pedangnya memotong tumbuh-tumbuhan yang menjalar menghalangi langkah mereka. Akhirnya tibalah mereka di depan istana. Kondisinya benar-benar sudah sangat buruk. Tumbuhan menjalar memenuhi tembok-tembok istana. Sang peri membawa Pangeran William memasuki istana itu. Pangeran William menyaksikan bagaimana semua penghuni kerajaan tertidur lelap. Pengawal penjaga pintu istana terlihat tertidur lelap dengan masih berdiri memegang tombaknya. Seorang pelayan yang sedang membawa baki terlihat juga tertidur lelap dalam keadaan berdiri. Sang peri membawa Pangeran William ke dalam sebuah kamar. Di atas ranjang besar dalam kamar itu berbaring seorang pangeran tampan yang tertidur lelap. Tubuhnya yang kekar ditutupi oleh selimut yang terlihat sangat lusuh dimakan usia. “Siapakah dia?” tanya Pangeran William. “Dia adalah Pangeran Andrew yang akan engkau tolong,” sahut sang peri. Tangan sang peri memegang selimut lusuh itu. Begitu terpegang, selimut itu langsung hancur menjadi debu. Tubuh kekar Pangeran Andrew langsung terpampang dengan jelas ditutupi debu bekas selimut. Sang peri mengibaskan tangannya di atas tubuh Pangeran Andrew, serta merta lenyaplah debu itu. Kini tubuh Pangeran Andrew terlihat sangat jelas. “Bagaimana aku dapat menolongnya wahai peri. Mengapa engkau tidak mau mengatakannya padaku?” tanya Pangeran William. Ia penasaran. Matanya melirik ke kontol besar Pangeran Andrew yang tertidur. Diantara rasa penasarannya ia masih sempat membandingkan ukuran kontol itu dengan kontolnya sendiri. Sang peri lalu menjelaskan pada Pangeran William apa yang harus dilakukannya. Betapa terkejutnya Pangeran William mendengar penjelasan peri baik hati. “Apa?!!! Tidak mungkin! Aku tidak mungkin melakukan hal itu wahai peri,” sang pangeran menolak keras. “Tapi hanya engkau yang dapat menolongnya,” “Tapi itu hal yang gila. Sedangkan pada wanita saja aku belum bersedia melakukannya. Bagaimana mungkin aku melakukan hal itu dengan laki-laki sepertiku?! Itu hal yang sangat terlarang,” “Aku memahami perasaanmu yang merasa risih melakukannya. Namun aku mengira engkau adalah seorang baik hati yang bersedia melakukan apa saja untuk menolong orang lain. Aku telah membuktikannya saat engkau menolongku dari ular besar. Tapi ternyata engkau tidak seperti yang kubayangkan. Saat ini pertolonganmu sangat dibutuhkan, engkau malah tidak bersedia melakukannya,” kata sang peri dengan suara pelan. Ia mulai putus asa. “Tapi ini sungguh berbeda. Ini diluar kenormalan,” “Memang di luar kenormalan. Namun apakah engkau tega melihat manusia-manusia yang engkau lihat tertidur tadi akan bernasip seperti ini selamanya?” “Aku benar-benar bingung wahai peri,” “Apabila engkau melakukannya tidak akan ada orang yang tahu. Karena hanya aku yang berada disini sebagai saksinya. Kebaikanmu menolong orang lain akan dihargai oleh para dewa pastinya,” kata sang peri membujuk. “Tapi…….,” “Aku memohon padamu wahai pangeran. Segala permintaanmu akan kupenuhi apabila engkau bersedia menolong saat ini,” “Aku bingung. Antara keinginanku untuk menolong dengan perasaan bersalahku karena melakukan hal yang terlarang seperti itu,” “Fikirkanlah dulu. Rasanya begitu percuma kita telah melintasi jarak yang jauh namun sesampainya disini engkau tak bersedia menolong Pangeran Andrew yang malang dan juga makhluk hidup lainnya di kerajaan ini,” Pangeran William menatap tubuh kekar Pangeran Andrew berganti-ganti dengan tatapannya pada sang peri. Ia berfikir keras diantara kebimbangannya. Tiba-tiab ia keluar kamar. Sang peri terkejut. Ia mengikuti Pangeran William. Ia kuatir pangeran itu akan melarikan diri. Ternyata Pangeran William berkeliling istana, melihat-lihat manusia yang tertidur lelap di dalam istana itu dalam berbagai posisi. Lama Pangeran William terdiam sambil berjalan mengelilingi istana. Ketika akhirnya malam tiba barulah Pangean William kembali ke kamar Pangeran Andrew. Suasana sangat gelap. Peri baik hati menyalakan lampu dengan sihirnya. Ruangan menjadi remang-remang. “Baiklah. Aku bersedia melakukannya,” kata Pangeran William mantap. “Benarkah?” peri baik hati merasa terkejut. Ia tak percaya akhirnya Pangeran William bersedia melakukannya. “Apa yang harus aku lakukan? Beritahu padaku,” “Baiklah. Aku akan membimbingmu. Sekarang lepaskan dahulu seluruh pakaianmu,” kata sang peri. Pangeran William segera melepaskan seluruh pakaiannya seperti yang dikatakan oleh peri baik hati. Tubuhnya yang kekar terlihat sangat indah diantara keremangan lampu. “Yang pertama harus engkau lakukan adalah menancapkan kontol Pangeran Andrew ke dalam lobang pantatmu. Engkau harus mendudukinya,” “Apakah bisa? Kontolnya begitu besar sementara lobangku sangat sempit,” “Tenang saja. Aku akan membantumu. Engkau tak bisa memasukkan kontol itu apabila masih tertidur seperti itu. Karena itu engkau harus membuatnya tegak terlebih dahulu,” “Bagaimana caranya?” “Berdirilah di tepi ranjang. Kemudian hisaplah kontolnya,” Dengan ragu Pangeran William berdiri di tepi ranjang. Tangannya menggenggam batang kontol Pangeran Andrew. Kemudian ia mulai membungkuk, mendekatkan mulutnya pada batang kontol itu. Berdiri dekat dengan Pangeran Andrew membuat Pangean William dapat mendengar dengkuran halus pangeran tampan yang sudah tertidur ratusan tahun itu. Mulutnya mulai mengulum kepala kontol Pangeran Andrew. Terasa hangat dan sedikit asin. Namun dilanjutkannya. Mulutnya semakin dalam memasukkan batang kontol besar itu. Sementara itu peri baik hati yang juga sudah telanjang jongkok di belakang Pangeran William. Tangannya melebarkan belahan buah pantat Pangeran William. “Apa yang akan kau lakukan peri?” tanya Pangeran William bingung. “Aku perlu mempersiapkan lobang pantatmu dulu agar bisa menerima kontol Pangeran Andrew nantinya,” sahut sang peri. Sesaat kemudian mulut sang peri sudah bersarang dibelahan pantat Pangeran William membuat pangeran tampan ini terkesiap saat merasakan sebuah daging empuk yang basah dan hangat menyapu celah lobang pantatnya. Lidah sang peri rupanya. Pangeran William mulai mengerang oleh jilatan peri celah pantatnya. Mulutnya tetap menyelomoti kontol Pangeran Andrew. Dirasakannya kontol pangeran itu mulai membesar. Namun Pangeran Andrew masih tetap mendengkur halus. Kini Pangeran William dan peri sibuk dengan urusannya masing-masing. Sembari menjilat, tak lupa peri baik hati menyodok-nyodokkan jarinya ke celah pantat Pangeran William. “Ahhhhhhh……..,” erang Pangeran William antara sakit dan enak. Kontol Pangeran Andrew yang besar dengan nikmat dikulum-kulum Pangeran William. Sambil mengulum, lidahnya menyapu batang besar berurat itu. Pangeran William seperti menemukan mainan baru yang sangat asik. Meski baru sekali melumat kontol namun sang pangeran tak merasa kesulitan. Sementara di belakangnya peri baik hati asik menjilat-jilat celah pantatnya. Lidah sang peri dengan buas menyodok-nyodok lobang pantatnya bergantian dengan jari-jari sang peri. Pangeran William merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ia tak pernah merasakan nikmat seperti ini. “Arghhhhhhhhh…….,” erang Pangeran William dengan tubuh bergetar. Pantatnya dikempotkannya. Ia merasakan nikmat yang luar biasa saat merasakan jari telunjuk peri baik hati berputar-putar mengorek lobang pantatnya. Gesekan jari di lorong lobang pantat itu benar-benar memiliki sensasi yang luar biasa. Peri baik hati melebarkan buah pantat Pangeran William dengan tangannya. Beberapa kali ia meludah di celah lobang pantat itu. Setelah itu jarinya melumuri ludah itu ke dalam lobang pantat. “Iiihhhhhhh……….. ahh……….…,” erang Pangeran William keenakan. Ia merasakan bahwa lobang pantatnya terasa sedikit merenggang oleh kelakuakn peri baik hati. “Engkau sudah dapat melakukannya sekarang,” kata sang peri menghentikan kegiatannya. Pangeran William sebenarnya merasa keberatan karena peri baik hati menghentikannya dengan tiba-tiba. Ia masih ingin merasakan betapa nikmatnya lidah dan jari peri itu membobol lobang pantatnya. “Ayo, naiki Pangeran Andrew,” kata peri baik hati pada Pangeran William. Ditepuknya pantat pangeran tampan itu lembut. Pangeran William mengikuti kata-kata peri. Ia naik ke atas tempat tidur. Dikangkanginya selangkangan Pangeran Andrew yang ditengah-tengahnya berdiri tegak sebuah kontol besar. Kemudian pangeran William mulai berjongkok. Mulut lobang pantatnya diarahkannya ke ujung kepala kontol Pangeran Andrew. Peri baik hati membantu dengan memegangi batang kontol Pangeran Andrew. Ia mengepaskan ujung kepala kontol itu di mulut lobang pantat Pangeran William yang sempit dan diramaikan dengan bulu-bulu halus itu. “Turunkan pantatmu perlahan-lahan,” kata sang peri. Pangeran William melakukan apa yang dikatakan sang peri. Kontol itu mulai merambat masuk ke lobang pantatnya. “Tahan nafasmu,” kata sang peri. Pangeran William menurunkan pantatnya terus. Batang gemuk milik Pangeran Andrew mulai dirasakannya memenuhi lorong lobang pantatnya. “Oookkhhhh…,” mulutnya mengerang tertahan. Gesekan daging gemuk itu dirasakannya seperti menggores lorong lobang pantatnya. “Sakitthhh… sekali peri,” katanya. “Tahan saja. Engkau bisa menahan sakitnya goresan pedang. Mengapa sakit seperti ini engkau tak sanggup menahannya,” kata sang peri. “Tekan lagi. Terussshhh agar batang kontol ini masuk seluruhnya,” “Ooohhkkkhhh…. Yahhh…. Aku cobahkkhh…,” Pangeran William terus menekan. Peri baik hati meludahi kontol besar Pangeran Andrew membantu agar batang itu menjadi licin. Sehingga memudahkan Pangeran William. Terus menekan, hingga akhirnya seluruh batang kontol pangeran Andrew terbenam memasuki lobang pantat Pangeran William. “Ohhh…………..,” erang Pangeran William. Ia bisa merasakan tumpukan jembut lebat Pangeran Andrew menggesek-gesek belahan buah pantatnya. Pangeran William memandang ke bawah. Ia tak menyangka lobang pantatnya bisa menelan batang besar milik Pangeran Andrew. Dilihatnya lobang pantatnya membengkak karena diisi kontol besar itu. “Sekarang bergeraklah naik turun dengan lembut,” kata peri memberi petunjuk. Pangeran William mengikuti. Ia mulai bergerak perlahan. Lobang pantatnya terasa digesek-gesek. Ia bergerak terus. Peri baik hati mengamati dengan serius. Meski merasa sakit namun Pangeran William sangat menikmati sensasi yang ditimbulkan oleh gesekan batang kontol Pangeran Andrew dalam lobang pantatnya. Ia bergerak naik turun sambil matanya terpejam-pejam. Mulutnya mendesis-desis seperti kepedesan. “Bagaimana rasanya?” tanya peri. “Ssshhh… sakithh… tapi enakkhh ssshhh…,” sang pangeran terus menggenjot naik turun. Genjotan Pangeran William terus berlanjut hingga pada satu saat genjotan itu berubah menjadi cepat dan semakin cepat. Tubuh Pangeran William mengkilap dalam keremangan lampu. Ia basah kuyup bersimbah keringat. “Hihh… hihhh… hihhh… ohhh… Dewahhh… nikmathhh sesaklihh… hihhhh…hihh…,” kata sang Pangeran diantara gerakan pantatnya yang cepat. Suara berkecipak terdengar keras diantara suara mirip tepukan karena pertemuan dagiang buah pantat Pangeran William dengan paha Pangeran Andrew. Tubuh Pangeran William berguncang-guncang. Kontolnya mengeras. Jemari tangan Pangeran William menggenggam kontolnya sendiri. Ia iangin mengocoknya. Namun peri menahan keinginan Pangeran William. Ia tak mau sang pangeran melepaskan keperjakaan kontolnya tidak di dalam lobang pantat Pangeran Andrew. Usahanya akan menjadi percuma saja. Diantara tidurnya yang lelap terlihat tubuh Pangeran Andrew juga basah bersimbah keringat. “Yahh.. teruss.. teruss… sampai Pangeran Andrew menumpahkan spermanya di dalam lobang pantatmu. Goyang yang keras.. lebih kerass.. lebih cepat..,” kata sang peri menyemangati. “Ohhh.. yahh… yahh.. hihhhh.., perihh… ohh.. perihh… kemarikan kontomuhh…. Kemarikanhh.. aku ingin mengisapnyahh… ohhh…,” sahut Pangeran William. Ia menyuruh peri baik hati mendekat. Setelah peri itu mendekat segera ditariknya kontol besar peri itu. Ia bergerak cepat sembari menelomoti kontol besar itu. Sedang asik menggenjot sambil menyelomoti kontol, tiba-tiba Pangeran William terhenyak. Ia merasakan sebuah semburan cairan kental yang deras memenuhi lobang pantatnya. Cairan itu terasa hangat. Rasanya semburan itu seperti menembus ususnya. “Ohhhhhhhhhhh………..,” sang pangeran mengerang tertahan. “Pangeran Andrew sudah keluarh,” desis Pangeran William. “Sudahkah?” tanya peri tak percaya. Diamatinya tubuh Pangeran Andrew. Ia melihat tubuh itu menggeletar. Sedikit menggeliat, namun belum terbangun. “Cabut pantatmu,” kata peri pada Pangeran William. Saat mencabut terlihatlah cairan putih kental meleleh keluar dari lobang pantat Pangeran William. Tubuh pangeran Andrew kembali menggeliat. “Benar proses bangunnya sudah dimulai. Kita harus melanjutkan kebagian kedua. Sekarang engkau berbaringlah disebelah Pangeran Andrew, wahai pangeran,” kata peri. Dengan lobang pantat masih berlelehan sperma Pangeran William mengikuti kata-kata peri. Ia berbaring disamping Pangeran Andrew. Kemudian peri memiiringkan tubuh Pangeran Andrew membelangangi tubuh Pangeran William. Sebelah paha Pangeran Andrew diangkat sang peri ke atas. “Susupkan kontolmu ke celah pantatnya. Sebelumnya lumuri dulu kontolmu dengan sperma Pangeran Andrew yang melleh di pantatmu itu. Lumuri juga lobang pantatnya dengan sisa spermanya di batang kontolnya itu,” kata sang peri. Peri baik hati terlihat sangat bersemangat. Sebab sebentar lagi Pangeran Andrew akan terbangun. Semua petunjuk peri diikuti Pangeran William. Saat ini ia begitu bernafsu. Tak terfikirkan lagi dibenaknya bahwa yang dilakukannya ini adalah menolong seseorang. Saat ini yang ada dibenaknya adalah bagaimana memuaskan birahinya yang sangat menggelora. Kontolnya sudah menerobos lobang sempit Pangeran Andrew. Pangeran tampan yang tertidur itu terlihat kembali menggeliat. Mungkin ia merasa kesakitan dibobol keperjakaan lobang pantatnya seperti itu. Namun karena tertidur ia tak bisa berbuat apa-apa. Tanpa memperdulikan apakah penetrasinya menyakitkan Pangeran Andrew, Pangeran William langsung menggenjot pantatnya dengan cepat. Kontolnya keluar masuk lobang sempit itu dengan cepat tiada henti. “Ohhhh… ohhhh… nikmat sekalihh… sshhhh….. oohhhhh….. sempithhh… sempithhh sekalihh… ohhh…, sshhhh…,” racau Pangeran William. jemarinya meremas buah pantat Pangeran Andrew yang sedang digenjotnya. Dari belakang ia bisa melihat betapa lebatnya bulu ketiak Pangeran Andrew diantara lipatan lengannya yang berotot. Tiba-tiba saja muncul keinginan Pangeran William untuk menikmati ketiak itu. Sembari terus menggenjot dilebarkannya lengan Pangeran Andrew. Mulutnya segera menyerbu ketiak berbulu lebat itu. Ia mencium, menjilat dan mengisap ketiak itu dengan penuh nikmat. Sang peri yang membantu memegangi kaki Pangeran Andrew agar mengangkang, terkesiap melihat apa yang dilakukan Pangeran William. Tak disangkanya pangeran ini akhirnya menjadi sangat menikmati persetubuhan itu. Jilat menjilat ketiak dilakukannya dengan penuh penghayatan. Tubuh Pangeran Andrew terus menggeliat. Sodokan Pangeran William di lobang pantatnya semakin gencar. Beberapa waktu kemudian Pangeran William menarik kaki Pangeran Andrew. Ia ingin menukar posisi rupanya. Dilepaskan kontolnya dari lobang pantat pangeran tampan yang tertidur itu. Kemudian ia menindih tubuh Pangeran Andrew. Paha Pangeran Andre dikangkangkannya. Dengan posisi menindih dari atas seperti itu Pangeran William kembali menancapkan kontolnya di lobang pantat Pangeran Andrew. Peri baik hati hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kini Pangeran William begitu bernafsu mengerjai Pangeran Andrew. Pantat Pangeran William terus menggenjot dengan gerakan tusuk keluar kontol pada celah pantat Pangeran Andrew dengan cepat. Sembari menggenjot, mulutnya sibuk menjilati pentil dada bidang Pangeran Andrew. Pangeran tampan yang sedang dientotnya itu terus menggeliat diantara tidurnya. Genjotan Pangeran William semakin cepat. Tubuhnya yang berkulit putih bersih terlihat memerah dalam keadaan basah bersimbah keringat. Wajahnya yang tampan juga merah padam dengan ekspresi sangat kepayahan. Nafasnya mendengus-dengus bak banteng liar. “Arghh… aghhh… ah…. ahhh…. ahhhh……,” Peri baik hati terus mengamati Pangeran William. Ia memperkirakan bahwa pangeran tampan itu akan segera mencapai orgasme. Kemudian jemarinya melakukan remasan-remasan pada buah pantat sang pangeran yang bergerak cepat. “Ohhhhh…. Ohhh….. ohhhh….. ohhhhh….ohhhhhhhhhhhhhhhhhh………..,” gerakan pantat Pangeran William terhenti. Selangkangannya ditekan kuat-kuat, membuat kontolnya terbenam dalam-dalam di lobang pantat Pangeran Andrew. Buah pantatnya mengempot. Tubuhnya bergetar. Wajahnya melekat rapat pada wajah Pangeran Andrew. Bibir pangeran tampan itu diciumnya dengan kuat. “Crottt… crott…. Crottt….. crttt……. Crott…..,” Spermanya menyembur-nyembur dengan deras membasahi lobang pantat Pangeran Andrew. Beberapa saat tubuh Pangeran William berkelojotan hingga usai orgasmenya. Setelah itu tubuhnya terbaring lemas menindih tubuh Pangeran Andrew. Punggungnya berguncang-guncang oleh pengaruh dadanya yang bergerak naik turun dengan nafas terengah-engah. Tiba-tiba mata Pangeran Andrew membuka. Ia belum menyadari apa yang terjadi. Dikucek-kuceknya matanya dengan bingung. Saat tersadar ia terkejut melihat seorang laki-laki tampan dengan tubuh bersimbah keringat sedang menindihnya. “Hei apa yang engkau lakukan diatas tubuhku?” tanyanya. Sesaat kemudian didorngnya tubuh kekar itu sehingga tubuh Pangeran William jatuh dari atas tubuhnya dan menelentang disampingnya. Dari lobang pantat Pangeran Andrew meleleh cairan kental, sperma Pangeran William. “Apa yang kau lakukan padaku?” tanya Pangeran Andrew. Ia duduk di atas ranjang melebarkan pahanya, mengamati dengan serius celah lobang pantatnya yang merah dan berceceran sperma. Kemudian matanya melirik ke batang kontol Pangeran William yang sudah lemas dan mengkilat karena berlumuran sperma. “Kau memasukkan kontolmu ke lobang pantatku?” tanya Pangeran Andrew. “Ya. Rasanya nikmat sekali…,” jawab Pangeran William dengan tersenyum lemas. “Kurang ajar!!” Pangeran Andrew mulai marah. Ia menaiki tubuh Pangeran William dan akan mencekik pangeran tampan yang kelelahan itu. Peri baik hati segera menarik tubuh Pangeran Andrew. “Hentikan!” katanya. “Kau akan membunuhku? Aku hanya sekadar menolongmu saja,” kata Pangeran William kemudian bangkit dari tidurnya. Ia berdiri di tepi ranjang memandangi Pangeran Andrew yang dipegangi Peri baik hati. “Menolong? Kau telah berlaku kurang ajar mengentot lobang pantatku,” kata Pangeran Andrew marah. “Ya dia memang menolongmu,” kata sang peri sambil tetap memegangi Pangeran Andrew. “Siapa engkau?! Lepaskan aku!” “Aku adalah peri yang menolongmu. Sekarang engkau tenangkan dirimu dahulu. Akan menceritakan semuanya padamu,” kata sang peri. “Baik-baik, aku akan mendengarkan. Lepaskan aku,” kata Pangeran Andrew. Peri baik hati kemudian melepaskan Pangeran Andrew. Setelah itu diceritakannya apa yang telah terjadi. Pangeran Andrew mendengarkan dengan serius. Sesekali kepalanya mengangguk-angguk. Sesekali matanya menatap tajam pada Pangeran William yang masih berdiri tegak bersimbah keringat. “Semuanya sudah hamba ceritakan pada pangeran. Sekarang terserah tanggapan pangeran,” kata peri mengakhiri ceritanya. Pangeran Andrew bingung. Nafasnya ditariknya dalam-dalam. “Aku tak tahu harus bagaimana. Rasanya aneh mengucapkan terima kasih pada orang yang mengentotiku. Tapi……….,” “Tak perlu berterima kasih padaku. Aku tak mengharapkan pamrih dari pertolonganku itu. Lagipula kita juga sama-sama sudah dientot kok. Kontolmu tadi juga masuk lobang pantatku sampai muncrat,” kata Pangeran William nyengir. “Sayang sekali aku tadi tidak sadar. Jadi tidak kurasakan bagaimana nikmatnya lobang pantatmu yang perjaka itu,” sahut Pangeran Andrew juga nyengir. “Mmmmm. Kita dapat melakukannya lain kali,” “Maksudmu?” “Aku rasa tidak ada salahnya kita mengulangi lagi persetubuhan kita di lain waktu. Saat kita berdua sama-sama sadar,” “Engkau mau mengulanginya lagi?” “Tentu saja. Mengapa tidak? Soalnya rasanya begitu nikmat,” sahut Pangeran William sambil mengerlingkan mata nakal sembari tersenyum manis pada Pangeran Andrew. Keduanya menjadi lebih santai. Peri baik hati gembira melihat keduanya yang mulai bersahabat. “Ahhh.. rasanya aku lelah sekali. Aku ingin beristirahat dulu disini,” kata Pangeran William. “Silakan. Aku sangat senang apabila engkau bersedia menginap disini beberapa hari. Kita jadi punya kesempatan untuk bersetubuh lagi kan?” sahut Pangeran Andrew gembira. “Benar juga. Dan kita melakukannya tanpa perlu diawasi oleh peri baik hati. Ya kan?” ujar Pangeran William sambil tertawa. Pangeran Andrew mengiyakan. Kemudian juga tertawa. Peri baik hati turut tertawa mendengar rencana mesum mereka. Kerajaan Antah Dimana Berada kembali normal seperti sediakala. Semua penduduk kerajaan kembali terbangun. Sang raja dan seluruh penghuni istana sangat berterima kasih pada peri baik hati. Untuk merayakan bangunnya seluruh kerajaan, raja menyelenggarakan pesta tujuh hari tujuh malam. Pangeran William berdiam selama tujuh hari tujuh malam di kerajaan Antah Dimana Berada. Agar keluarganya tidak mengkuatirkan dirinya maka melalui kurir disampaikannya pesan kepada orang tuanya. Selama tujuh hari tujuh malam itu mereka memuaskan libido dengan bermain cinta sejenis. Setiap waktu tak mereka lewatkan untuk mengenal lebih jauh setiap lekuk tubuh kekar mereka berdua. Mulut mereka menjadi sangat terbiasa merasakan nikmatnya menghisap dan mengulum kontol yang keras dan gemuk panjang. Keduanya menjadi sahabat karib sejak itu. Mereka saling mengunjungi satu sama lain dan tak melewatkan acara ngebor lobang pantat saat berkunjung itu. Bermain sex sejenis tak lagi cukup mereka lakukan berdua saja. Mereka kini tak akan melewatkan kesempatan untuk mereguk kenikmatan dengan memperjakai lobang pantat para pengawal istana dan pemuda-pemuda yang tampan. Seringkali mereka menyelenggarakan pesta sex sejenis. Mereka mengumpulkan pengawal-pengawal istana pilihan yang jantan, berwajah tampan, bertubuh kekar atletis, dan memiliki kontol besar untuk bersama-sama memuaskan nafsu birahi. Meski doyan ngesex sejenis kedua pangeran itu tetap saja juga doyan ngesex dengan wanita. Pada saatnya tiba keduanya menikah dengan putri dari kerajaan lain yang cantik dan mereka cintai. Dan mereka hidup berbahagia selamanya dengan memuas-muaskan birahi mereka pada para wanita dan lelaki sekaligus.
The End
Bayangkan bila cerita ini difilmkan dengan pemain-pemain Hollywood berikut ini. Yang nonton bakalan ngaceng terus tujuh hari tujuh malam deh. Hehehe…..
Pangeran Andrew …… Chris Klein Peri Baik ……. Paul Walker Peri Jahat …… Tom Welling Raja …….. Keanu Reeves Permaisuri ……… Cameron Diaz Pangeran William …….. Jason Behr The Old Men …….. Anthoni Hopkins Beatiful Girl …….. Kate Bosworth
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,